- info@hrexcelleny.com
- Jl. Tanah Abang V, no. 32, Jakarta Pusat 10160
Bagaimana menciptakan program training yang berdampak? Pahami dan terapkan prinsip pembelajaran yang efekti dalam setiap training dan program yang dilakukan. Itulah rahasianya!
Selama 20 tahun lebih, HR Excellency dan MWS Indonesia menyelenggarakan training dan pembelajaran di Indonesia. Selama itu, lebih dari 10 ribu orang lebih baik di Indonesia maupun di beberapa negara, telah tersentuh oleh program-proogramnya HR Excellency. Dari pengalaman itulah, kami ingin sharingkan beberapa prinsip pembelajaran penting yang bukan hanya bermanfaat, tapi akan sangat berefek ‘dahsyat’ untuk memberikan dampak training yang positif. Nah, kali ini kami akan sharingkan ke-10 prinsip pembelajaran penting itu.
1. Pembelajaran Mulai Terjadi Saat Orang Diubah Dengan Apa Yang Diketahuinya.
Psikologi pendidikan mendefinisikan proses belajar terjadi ketika orang berubah dengan apa yang diketahuinya. Orang bisa saja mengatakan “Aku sudah belajar sesuatu” tapi, kalau tidak ada perubahan, maka sebenarnya belum ada pembelajaran. Ketika orang belajar customer service tapi sikap melayaninya tidak ada perubahan, maka berdasarkan definisi ini, dikatakan dia belum belajar. Belajar yang sungguh-sungguh, adalah tatkala kurang diubahkan oleh apa yang dipelajarinya.
2. Pembelajaran Dimulai dari Rasa Penasaran.
Masih ingat dengan situasi waktu kita masih kecil? Saat itu, begitu penasarannya kita. Ada kisah menarik. Tahukah, saat masih kecil, penemu mesih uap James Watt senang mengamati cerek yang airnya mendidih. Sampai ia penasaran bagaimana seandainya cerek itu ditutup uap keluarnya. Yang terjadi, tutupnya meletup. Sampai-sampai neneknya James Watt marah besar, karna itu miliknya. Namun, ibunya James Watt tetap mendorong semangat penasaran anaknya itu. Kelak, James Watt berperan dalam revolusi industri yang pertama bagi umat manusia. Ia menciptakan mesin uap. Dalam kelas pun, rasa penasaran inilah yang dibangun bagi peserta agar membuat peserta melek, untuk mau belajar. Rasa penasaran adalah motivasi yang kuat bagi orang untuk belajar sesuatu.
3. Untuk Belajar Hal Baru, Kadang Hal Lama Harus Berani Ditinggalkan.
Pengalaman, ataupun kesimpulan yang lama bisa jadi penghambat pembelajaran yang baru. Orang bijak sering mengatakan, “Kosongkan gelas pikiranmu, kalau mau belajar sesuatu yang baru!” Hal itu tepat. Betapa kita seringkali tak belajar apapun, karena merasa sudah tahu, merasa sudah senior dan merasa lebih berpengalaman. Atau, kadang kita tak mau “unlearn”, melepaskan keyakinan (belief system) lama, prinsip lama yang sebenarnya sudah tak relevan dengan kondisi sekarang ini.
4. Tidak Ada Kegagalan, Semuanya Adalah Bagian Dari Proses Belajar.
Konon, FAIL diartikan sebagai First Attempt In Learning, atau dengan kata lain, usaha pertama dalam belajar. Ini berarti bahwa, dalam usaha pertama untuk belajar, seringkali terjadi kegagalan. Tapi itu bukanlah hal yang buruk, justru dari kegagalan itulah kita belajar. Kesalahan itulah yang membuat kita sadar dan mengulang, dengan cara yang lebih baik. Gagal bukanlah sesuatu yang membuat kiamat. Gagal adalah proses yang normal.
5. Dalam Belajar, Lebih Baik Sedikit Tapi Paham Daripada Banyak Tapi Lupa Semuanya.
Kadang, pembelajaran bisa membuat kita jadi serakah. Rasanya ada banyak hal yang mau dipelajari. Ataupun, bagi pengajar, ada begitu banyak hal yang mau disampaikan. Tapi, terlalu banyak tanpa kesempatan mencerna, maka membuat orang “muntah”. Karna itulah, pembelajaran yang sedikit tapi bermakna dan bisa dicerna, jauh lebih berharga daripada yang banyak, tapi tak bisa diingat sama sekali.
6. Informasi Plus Emosi, Hasilnya Memori.
Emosi membuat kita mengingat sesuatu lebih baik. Sejak jaman dulu, orang sudah paham, informasi yang terkait dengan nyawa, yang menentukan hidup matinya seseorang akan diingat. Namun, faktanya bukan hanya itu. Emosi menjadi “booster” agar informasi itu diingat. Kita tahu informasi yang dibalut dengan rasa humor, rasa sedih, semangat, serta berbagai perasaan lainnya, akan diingat. Itulah sebabnya guru, pengajar dan trainer yang mengaitkan materi pembelajarannya dengan unsur emosi yang kuat, entah dengan gayanya, atau dengan metode yang melibatkan emosi seperti aktivitas atau storytelling, akan mudah diingat.
7. Pengetahuan Itu Murah, Yang Mahal Adalah Ide.
Pengetahuan dan teori kini dengan mudah bisa kita lihat dan dapatkan dimana-mana. Google memberikan kemudahan bagi kita untuk mencari informasi apapun. Bahkan ada buku menarik, “Why I Need Teacher, When I Have Google”. Kalau hanya cuma kasih informasi atau pengetahuan, internet juga bisa memberikan. Namun, jika informasi itu penting mengapa yang paling banyak hafalannya, bukan yang paling sukses dan berhasil. Alasannya, mereka punya pengetahuan, tapi tidak menjadi ide. Apa yang mahal dan langka dan tak tertandingi dari seorang pengajar adalah saat ia memberikan ide. Ide itulah yang mahal. Itulah yang harusnya mencadi pusat perhatiannya seorang pengajar. Ia bukan hanya kasih pengetahuan dan informasi, tapi ide-ide dari apa yang diajarkannya.
8. Sepintar-pintarnya Otak Seseorang, Tak Akan Bisa Mengalahkan Kepintaran Otak Bersama.
Papatah mengatakan, “No one is smarter than everyone” (tidak ada seorang pun yang lebih pintar dari semua orang bersama-sama). Alasannya sederhana, setiap orang pasti punya blindspot yang tidak bisa dilihatnya. Titik buta ini perlu dilengkapi dan dibantu oleh orang lain. Itu sebabnya, pembelajaran lebih optimal ketika bisa terjadi kolaborasi. Sayangnya, pembelajaran seperti ini terhambat oleh orang yang merasa sudah pintar, tak membutuhkan orang lain (alias egois) ataupun yang tidak mau berbagi. Padahal, kadang informasi dan pengetahuan orang lain, bisa turut memperkaya kita.
9. Saat Anda Mengatakan, Aku Udah Tahu, Sebenarnya Saat Itu Pula Anda Berhenti Belajar.
Cobalah satu cangkir dan kita tutup, lantas kita coba tuangkan air ke dalamnya. Apa yang terjadi? Tidak ada setetes airpun yang bisa masuk. Begitu pula dengan pikiran yang tertutup. Saat orang merasa sudah tahu, merasa sudah paham, saat itulah seakan-akan pikirannya telah tertutup. Ketika pikiran seseorang tertutup, maka tidak ada informasi apapun yang bisa diserapnya. Sebenarnya, sepintar-pintarnya seseorang, selalu ada hal baru yang bisa dipelajarinya dari sesuatu. Syaratnya, ia selalu mau membuka pikirannya buat belajar.
10. Motivasi Belajar Meningkat Saat Anda Termotivasi Membagikannya Kepada Orang Lain.
Dalam sebuah sesi leadership di Inggris, peserta diajak untuk mengawali trainingnya dengan menuliskan siapa saja yang akan mereka bagika ilmunya setelah belajar. Apa tujuannya? Ternyata, dengan menetapkan siapa yang akan dibagikan ilmunya, peserta lebih termotivasi belajar. Faktanya, saat belajar hanya buat diri sendiri dibandingkan belajar buat orang lain, sikap belajar kita akan beda. Saat kita tahu, bahwa apa yang kita pelajari penting buat orang lain dan akan kita bagikan, motivasi belajar kita pun akan meningkat.
Nah, begitulah, ketika ke-10 prinsip pembelajaran ini mampu diterapkan di ruangan kelas ataupun training, dampaknya akan meningkat berkali-kali lipat. Kami telah merasakan manfaatnya, menerapkan prinsip pembelajaran ini di ruang training!
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
Website | : | www.hrexcellency.com |