- info@hrexcelleny.com
- Jl. Tanah Abang V, no. 32, Jakarta Pusat 10160
“Emosimu, bisa jadi pendorong atau penghambat jalanmu menuju tujuanmu. Pastikan kamu tidak salah menggunakannya!” (Anthony Dio Martin)
Apakah Self Awareness atau Kedasaran Diri itu? Dan mengapakah hal itu penting dalam kehidupan kita, khususnya dalam kehidupan karir dan sehari-hari kita?
Mari kita mulai dengan dua kisah.
Kisah pertama, ada seorang pembunuh berantai yang telah membunuh banyak orang dan akhirnya tertangkap. Akhirnya pembunuh berdarah dingin itu di-interview oleh polisi yang menangkapnya. Saat diinterview itu penjahat itu ditanya, “Apakah kamu nggak merasakan apapun, saat kamu membunuh mereka?” Dengan muka datar, pembunuh berdarah dingin itu hanya berkata, “Saya tidak lagi merasakan apapun dalam hidup saya. Bahkan saya nggak tahu lagi marah, jengkel, senang, suka, atau apa. Saya melakukan itu seperti menggosok gigi atau mandi. Saya tidak lagi merasakan apapun”. Akhirnya, penjahat itu pun dihukum mati tidak beberapa lama kemudian. Bayangkanlah, betapa menariknya, bahwa ketidakmampuannya untuk merasa itulah yang membuatnya tega melakukan hal-hal yang diluar batas kemanusiaan.
Begitu juga, masih bicara soal kesadaran diri. Saat itu, ada seorang asisten manager yang rencananya akan dipromosikan ke level manager. Tetepi, promosinya ditunda. Sewaktu dipanggil pada panel pimpinan yang membicarakan dan memberikan masukan buatnya, ada beberapa umpan balik negatif tentang perilakunya. Saat dikasih masukan, ia tampak begitu jengkel dan kesal. Ia merasa, dirinya tidak demikian. Tapi, masukan itu cukup objektif karena disertai dengan beberapa bukti kejadian. Namun, si asisten ini berkata, bahwa ia punya alasan. Singkat cerita, panel pimpinan ini memutuskan bahwa kenaikan pangkatnya akan ditunda 6 bulan kemudian. Ia akan dibimbing oleh seorang coach dan dilihat perubahannya. Saat keluar dari ruangan, mukanya merah. Ia begitu marah. Ia tidak terima masukan itu. Baginya, masukan itu mengada-ada. Bahkan beberapa hari berikutnya, ia mengancam mau keluar. Saat itu lah, ia dipertemukan dengan seorang coach yang cukup professional. Coach itu cukup sabar memberikan masukan soal umpan baik dan bukti-bukti tentang dirinya. Akhirnya, setelah berdebat agak lama, si asisten manager ini, mulai mau terima dan melihat sisi baik dari proses pendampingan ini. 6 bulan ke deoan, ia menjadi lebih koorperatif dan akhirnya, ia pun bisa dipromosikan.
Dua kisah di atas menjadi catatan penting kita soal yang namanya Self Awareness. Apa sih self awareness itu? Pada dasarnya, self awareness mengacu pada kemampuan seseorang untuk menyadari soal apa yang sedang dialaminya, termasuk perasaan, pikiran dan situasi dirinya, serta objektif dalam menilai dirinya, termasuk peka dengan penilaian orang lain kepadanya.
Dari kisah pertama kita mendapatkan gambaran bagaimana kesadaran diri adalah bagian dari kemampuan kita untuk menyadari perasaan orang lain juga. Intinya, self awareness adalah basic, dasar dari kemampuan seseorang untuk menyadari apa yang dirasakannya serta menggunakan kesadaran ini sebagai landasan bagi dia untuk bertindak. Masalahnya, dengan berbagai kesibukan dan aktivitas kita yang begitu tinggi, kemampuan kita untuk merasakan apa yang terjadi pada diri kita menjadi begitu tumpul. Akibatnya? Jangankan merasakan perasaan orang lain, perasaan sendiri pun, kita sudah nggak lagi merasakannya.
Manusia Low Self Awareness
Sebelum bicara soal pentingnya Self Awareness ini, perlu kita pahami dan kenali, bagaimanakah ciri-ciri dan tanda dari orang yang rendah self awarenessnya?
Berikut ini adalah beberapa tanda dari orang yang self awarenessnya kurang:
• Ia nggak nggak sadar soal penilaian orang lain yang tentang dia, khususnya soal sikap dan kelakuannya yang negatif dan mengganggu
• Ia kaget, defensif serta sulit menerima masukan yang sifatnya negatif (sebenarnya membangun) buat dia, padahal memang begitu kenyataannya
• Ia pun tidak paham soal kelebihan dan kekurangan pada dirinya, yang mengakibatkan dirinya tidak bisa bikin rencana buat dirinya sendiri ke depan
• Ia menilai dirinya tidak pas, bisa ketinggian (jadi angkuh dan narsisistik) atau justru sebaliknya, kerendahan (jadi minder, nggak pede)
Mengapa Self Awareness itu Penting?
Ada alasan yang sangat mendasar, mengapa emosional awareness adalah dasar bagi kemampuan kita untuk meningkatkan kecerdasan emosional. Sejak istilah kecerdasan emosional (EQ) menjadi begitu popular, setelah terbitnya buku Daniel Goleman, telah disepakati bahwa self awareness adalah fundamental bagi kompetensi kecerdasan emosional yang lainnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Korn Ferry Hay Group menunjukkan bahwa 78% suasana organisasi ternyata sangat dipengaruhi oleh self awareness pimpinannya. Sementara, penelitian oleh Cornell University menunjukkan bahwa self awareness adalah penentu utama kesuksesan seseorang.
Jika ditelusuri, ada beberapa alasan mengapa self awareness itu sangat penting dalam kehidupan kita:
1. Dasar ekspresi kepada orang lain. Kemampuan kita untuk merasakan apa yang terjadi pada diri kita membuat kita mampu mengekspresikan kepada orang lain. Misalnya daripada mengatakan bahwa saya baik-baik saja, mungkin ada lebih baik ketika kita secara jujur mengatakan kepada orang yang bertanya kepada kita soal kondisi kita, bahwa kita sedang merasa sedih ataupun merasa kecewa. Kejujuran ungkapan ini juga membuat orang lain jadi lebih paham dan lebih mengerti tentang diri kita. Juga membantu dia tahu bagaimana harus bersikap pada kita.
2. Tanda kesehatan mental. Orang yang memiliki kesehatan mental dan cerdas emosinya, mampu merasakan apa yang terjadi pada dirinya. Dengan kesadaran ini ini, maka ia tahu apa yang harus dia lakukan dan apa yang harus dia kerjakan kan saat dia mengalami perasaan yang tidak menyenangkan.
3. Mampu mengatur emosinya sendiri. Saat orang yang memiliki kecerdasan emosional mengalami perasaan yang tidak menyenangkan, kesadarannya menjadi dasar baginya untuk mengatur dan mengarahkan dirinya itu. Misalkan seorang sales yang baru saja ditolak, mungkin merasa kecewa. Tapi rasa kecewa ini, tidak membuatnya patah semangat. Setelah rasa kecewa ini, ia bisa bangkit dan beralih ke prospek berikutnya., Bukannya membiarkan dirinya berlama-lama dalam rasa kecewanya. Begitu juga orang tua yang sedang jengkel karena satu situasi, tahu bahwa perasaannya berpotensi membuatnya melampiaskan kemarahannya ekepada anaknya. Maka, kesadarannya membuatnya untuk berhati-hati dalam mengelolanya.
4. Potensi untuk menyadari orang lain. Ketika seseorang bisa menyadari emosinya, Maka ia cenderung tidak akan punya masalah untuk memahami perasaan orang lain. Itu sebabnya kesadaran diri menjadi dasar bagi kesadaran terhadap orang lain pula.
So setelah memahami pentingnya self awareness ini, mulai sekarang mari membangun self awareness kita yang lebih baik!
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
Website | : | www.hrexcellency.com |