- info@hrexcelleny.com
- Jl. Tanah Abang V, no. 32, Jakarta Pusat 10160
Menurut kompetensi yang dikembangkan oleh Daniel Goleman dan Richard Boyatzis, maka ada 4 elemen penting dalam self management yang pernting buat dikuasai yakni:
1. Self control. Self control bukan berarti menyembunyikan emosi kita dan tidak memiliki emosi sama sekali. Tetapi, hal ini terkait dengan bagaimana seseorang mampu mengendalikan “kuda liar” emosinya sehingga tidak menjadi sumber malapetakan bagi dirinya dan orang sekitarnya. Betapa seringnya kita menonton, melihat atau membaca orang yang emosi yang tidak terkendali di muka umum, yang lantas jadi bahan cemoohan dan tertawaan gara-gara emosi mereka yang tak terkendali, misalkan saat mereka marah.
2. Adaptability. Adaptability terkait dengan kemampuan seseorang untuk mampu beradaptasi dengan situasi atau lingkungan yang baru, yang tidak sama dengan yang sebelumnya. Hal ini bisa berarti dengan orang yang baru, situasi yang baru, tugas yang baru, lingkungan sekutar yang baru. Seringkali kta berjumpa dengan orang yang masuk ke lingkungan yang baru, tetapi masih sulit “move on” dari lingkungan yang lamanya, sehingga ia jadi sulit diterima di kelompoknya yang baru.
3. Achievement Orientation. Kemampuan ini terkait dengan kapasitas dan kemampuan seseorang buat mampu terus menerus fokus pada tujuan dan mencapai hasilnya, apapun kondisinya. Bayangkanlah hal itu seperti seorang yang harus mencapai sebuah gunung yang terjal. Meskipun menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan, ia tetap mampu menjaga dirinya tetap terfokus, hingga bisa sampai ke puncak.
4. Positive Outlook. Kemampuan ini terkait dengan kemampuan seseorang untuk tetap bersikap secara positif dalam berbagai situasi yang sulit dan tidak menyenangkan. Ia tetap menjaga self talk yang positif, juga berusaha melihat sisi positif dari sesuatu yang sulit. Dengan begitu, ia menjadi pribadi yang menyenangkan dan menjadi sumber kekuatan pada saat orang menghadapi situasi krisis ataupun kondisi yang tidak menyenangkan.
Belakangan ini, berbagai riset dan penelitian soal kesehatan mental juga mulai memperkenalkan adanya istilah grit. Grit, terkait dengan kemampuan seseorang untuk bertahan, tidak mudah menyerah serta bangkit dan bangkit lagi, setelah mengalami kejatuhan untuk jangka panjang. Maka, grit ini terkait dengan resiliensi (ketangguhan) serta persistensi (kegigihan). Resiliensi, diibaratkan seperti seorang petinju yang tetap bangkit langi dan berjuang meskipun sempat dipukul jatuh. Sementara persistensi, dibaratkan seperti seorang pelari yang tetap gigih bergerak, untuk bisa mencapai garis finishnya.
Jadi, jika disimpulkan, bagaimanakah kita bisa tahu jika seseorang itu memiliki pengelolaan diri yang bagus atau tidak? Untuk mudahnya, mari kita lihat beberapa perilaku ataupun ciri yang menunjukkan bahwa kemampuan self management seseorang itu buruk, alias rendah:
• Apabila emosinya seringkali meledak dan tidak terkendali pada saat ketika ia sedang marah. Ia sendiri mungkin sadar bahwa emosinya seringkali meledak dan sulit dikendalikan, namun seolah-olah ia tidak punya kuasa untuk mengendalikannya.
• Ia mungkin telah menyadari bahwa dirinya menyebalkan, dan ada banyak perilaku pada dirinya yang tidak disukai orang, tetapi tetap saja, ia tidak bisa mencegahnya pada saat ketika berbicara atau bersikap pada orang lain, khususnya dengan orang atau situasi yang tidak disukainya.
• Dalam hal pekerjaan, terkadang ia juga tidak bisa mengatur dirinya dan kapasitasnya sehingga banyak kerjaan yang tidak selesai salah satunya misalkan karena dirinya yang suka menunda-nunda pekerjaan tapi meskipun ia tahu itu merugikan dirinya ia tidak mencegah dirinya untuk terus melakukan hal yang sama.
• Pada saat mengalami tekanan yang tinggi atau stressful dirinya seringkali menjadi tidak terkendali, dan hal itu sudah menjadi bagian dari dirinya
• Sangat moody pembawaannya sehingga moodnya bisa naik dan turun seperti roller coaster. Orang yang berurusan dengan dirinya, harus berusaha keras untuk membaca kondisi dan situasi emosinya.
• Ia pun jadi gampang menyerah pada situasi dan tekanan yang sulit. Mudah dikendalikan situasi sehingga akibatnya, ketika menghadapi tekanan atau situasi yang stress, ia mudah complain dan mudah pula menyerah.
So, apabila Anda termasuk yang tergolong pada salah satu kebiasaan di atas, maka belajar soal kemampuan mengelola diri akan menjadi salah satu hal penting untuk membantu diri Anda serta karir Anda ke depannya.
Ada banyak tips untuk melakukan self management. Kali ini, ada tiga tips self management yang bisa kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Berbagai tips ini telah terbukti ternyata amat membantu orang-orang yang butuh belajar pengendalian diri. Apa sajakah?
Tips 1: Self Remote Control. Ibaratnya, bayangkanlah ini seperti misalkan ada membawa self remote control kemana-mana. Bayangkanlah dalam self remote control ini ada tiga tombol penting yakni: (1) Pause; (2) Rewind; (3) Fast Forwrad. Nah, bagaimana penerapannya? Saat menghadapi situasi yang sulit dan tidak menyenangkan. Tombol pertama adalah pause. Yakni kita berhenti sejenak serta tidak membiarkan diri kita tersapu oleh emosi kita saat ini. Tombol pause membuat otak logis kita mengambil alih untuk mempertimbangkan dan menilai situasinya. Kedua, tombol “rewind” berarti melihat ke masa lalu, bagaimanakah umumnya respon kita, apakah berhasil atau gagal. Apa yang bisa kita petik dari pembelajaran sebelumnya. Ketiga, tombol “fast forward”. Bayangkanlah ini adalah tombol dimana kita seolah-olah bisa melihat kedepan, akibatnya saat kita melakukan sesuatu. Apa akibatnya dan dampaknya? Dengan tombol ini kita berpikir dan merenungkan konsekuensi dari tindakan kita. Kemampuan berpikir soal konsekuensi dan akibat jangka panjang dari sikap dan tindakan ini, dalam ilmu kecerdasan emosional seringkali disebut “consequential thinking”.
Tips 2: Alternative Responses. Yakni menciptakan dan membuat berbagai alternatif tindakan dan sikap di kepala kita sebelum kita merespon. Artinya, saat menghadapi situasi yang tidak menyenangkan, respon otomatisnya adalah belajar untuk melihat apa saja alternatif yang tersedia untuk dilakukan. Termasuk mempertimbangkan pro dan cons, keuntungan dan kerugian dari berbagai alternatif tindakan itu. Dari situ, seseorang memutuskan kira-kira alternatif manakah yang paling cocok dalam situasi tersebut.
Tips 3: Scenario Visualization. Dalam latihan ini, yakni yakni membayangkan serta mengantisipasi berbagai berbagai skenario yang akan mungkin terjadi ke depannya. Termasuk dalam visualisasi ini, Anda membayangkan bagaimana kalau situasi yang buruk terjadi, apa kira-kira respon yang Anda akan lakukan. Faktanya, latihan seperti inilah yang membuat para prajurit siap dengan berbagai skenario buruk di lapangan. Dengan persiapan ini, saat seorang prajurit menghadapi situasi yang sulit, ia tidak lagi panik dan merespon dengan cara yang salah, tapi segara bertindak sesuai dengan yang sudah dipikirkannya. Justru respon itulah yang menyelamatkan kehidupannya atau timnya. Hal yang sama, juga bisa kita terapkan. Bayangkanlah berbagai kejadian buruk yang bisa terjadi lantas bagaimana kita akan merespon situasi atau kejadi tersebut. Ketika kita siap, kita tidak akan lagi kaget dan bingung saat hal-hal buruk itu terjadi.
Dalam training program EQ yang dikembangkan di HR Excellency, salah satu pembelajaran penting yang dibagikan kepada para peserta adalah belajar bagaimana mengembangkan kemampuan self control mereka. Juga bagaimana membangun motivasi diri untuk tetap berfokus pada prestasi dan pencapaian mereka. Selain itu juga menjadi pribadi yang mampu beradaptasi dengan berbagai situasi serta tetap bersikap positif dalam situasi sulit sekalipun. Dan akhirnya, mampu memiliki kegigihan yang tinggi, saat menghadapi berbagai tekanan yang sulit. Sebuah kompetensi yang teramat sangat diperlukan dewasa ini!
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
Website | : | www.hrexcellency.com |