
- info@hrexcelleny.com
- Jl. Tanah Abang V, no. 32, Jakarta Pusat 10160
Mari kita awali dengan sedikit kisah soal coaching.
Pagi-pagi, sebelum jam kantor, Roni sudah tiba. Ia memutuskan untuk menuju ke pantry buat bikin kopi arabica kesukaannya. Waktu berjalan ke sana, ia bertemu Robert atasannya. Saat melihat Roni, Robert langsung berkata, “Ron, nanti ke ruanganku jam empat ya. Saya mau lakukan sesi coaching dengan kamu”.
Roni yang masih kaget menjawab dengan agak tergagap, “Iiiiya Pak!”.
Habis itu Roni ke pantry masih dengan muka bingung. Ia bertemu dengan Willy yang juga sudah ada disana sedang bikin kopi juga. Willy yang melihat Roni, lalu berkata, “Morning Ron. Kenapa sih, kok pagi-apgi wajahnya udah cemberut?” Roni memandang Willy dengan lesu, “Ntar sore aku disuruh ke ruangannya Pak Robert. Mau coaching aku katanya. Emang aku salahnya apa ya Will?”
Willy, yang lebih senior lalu berkata pada Roni, “Ron, coaching itu nggak selalu artinya kamu bermasalah. Coaching artinya mau diajak buat ngobrol soal pengembangan kamu. Jangan salah kaprah gitu dong!”
Banyak Salah Paham Soal Coaching
Seperti kisah di atas, banyak salah kaprah terjadi soal coaching. Hingga sekarang, masih banyak yang menganggap coaching adalah mencari-cari kesalahan. Banyak pula yang berpikir ketika dipanggil untuk coaching, artinya ia telah berbuat kekeliruan. Melakukan kesalahan.
Begitu pula sebaliknya. Banyak atasan yang ketika ditanya mengapa tidak melakukan coaching buat anak buahnya, jawabnya adalah, “Kenapa harus coaching dia. Dia kerjanya baik-baik aja kok dan so far, nggak ada salah apapun”
Jadi, inilah kesalahpahaman soal coaching yang akhirnya banyak membuat orang lantas alergi serta punya persepsi negatif soal coaching. Padahal, kalau kita lihat makna sesungguhnya, coaching bukanlah soal menghakimi atau mendiskusikan kesalahan. Coaching juga maknanya dalah pengembangan.
Pengertian Soal Coaching
Ada banyak sekali pengertian coaching. Mula-mula, kalau kita merunut dari sejarahnya coaching, salah satu tokoh terkait coaching yakni John Whitmore yang menulis buku “Coaching for Performance” mendefinisikan coaching sebagai, “To get the best out of people” (megeluarkan yang terbaik dari diri seseorang).
Sementara itu, menurut salah satu asosiasi coaching terkemuka di dunia yakni ICF (International Coaching Federation), makna dari coaching adalah:
“Coaching is partnering with clients in a thought-provoking and creative process that inspires them to maximize their personal and professional potential” (Coaching adalah suatu bentuk partnering dengan klien yang memprovokasi pikirannya serta kreatif, yang akhirnya bisa menginspirasi mereka untuk memaksimalkan potensi personal dan professional yang mereka miliki)
Sementara itu, dari lembaga lainnya yakni International Coaching Community mengartikan coaching sebagai:
“It unlocks a person’s potential to maximise their performance. Coaching helps them to learn rather than teaching them.” (Coaching adalah cara untuk membuka kunci potensi seseorang serta memaksimalkannya. Coaching adalah proses membantu mereka buat belajar daripada mengajarinya).
Sementara itu, di lembaga kami di HR Excellency, coaching diartikan sebagai:
“Bentuk interaksi mutualistik antara coach dengan coachee yang didasari oleh kepedulian coach untuk membantu mewujudkan potensi maksimal coacheenya, dengan cara membangunkan kedasaran melalui proses dialog yang mengembangkan dan hubungan yang memberdayakan”
Dengan pengertian tersebut, maka ada beberapa unsur penting dalam coaching:
1. Interaksi antara seorang coach dengan coaching itu harus saling menguntungkan. Artinya, bukan hanya si coachee (orang yang di-coach) saja yang belajar tapi juga si coach (orang yang melakukan coaching)
2. Dasarnya adalah kepedulian atau care. Seorang coach, di dasar hatinya adalah kepedulian dan ingin si coacheenya berkembang. Karena kepedulian inilah yang nantinya akan mempengaruhi keinginan seorang coach untuk bertanya, menggali dan menginspirasi untuk coachee untuk menemukan solusi.
3. Coaching adalah mewujudkan potensi. Terkadang, coachee adalah ibarat orang tertidur yang perlu dibangunkan. Karena itu peran coaching adalah melakukan serangkaian proses kreatif, dengan berbagai bentuk dialog, bertanya, memprovokasi coacheenya
4. Hubungannya memberdayakan (empowerment). Lawannya dari hubungan yang memberdayakan adalah hubungan yang memperdaya, yang membuat coachee jadi semakin lemah, bergantung dan tidak mandiri. Seorang coach yang professional, tidak menciptakan ketergantungan.
Sedikit Sejarah Coaching
Tidak ada tahu secara persis bagaimana proses coaching itu dimulai. Kita yakin, bahwa proses dan kebiasaan coaching itu sendiri telah dimulai sejak jaman dahulu sebagai bagian dari proses pengajaran. Bahkan, sejak Yunani kuno, beberapa guru dan filsuf besar telah berusaha menginspirasi murid-muridnya, bukan dengan langsung memberikan jawaban tapi dengan mengajukan serangkaian pertanyaan. Itulah sebabnya ada istilah maieutics, yang artinya metode mengklarifikasi pemahaman dengan cara bertanya kepada muridnya. Plato, murid Socrates yang terkenal mengatakan bagaimana gurunya Socrates sering menantang muridnya menemukan inspirasi dan pemahaman mereka sendiri dengan cara bertanya kepada muridnya. Boleh dikata, ini adalah bentuk awalnya coaching yang tercatat dalam sejarah.
Dalam prakteknya, sebagai gerakan (movement), coaching boleh dikatakan mulai banyak disebut disebut secara resmi di era 70an. Saat itu mulai muncul Human Potential Movement, salah satunya dipelopori oleh Timothy Gallwey. Pada tahun 1974, Timothy Gallwey menulis buku terkenalnya, “The Inner Game of Tennis”. Di buku yang menarik ini, Timothy Gallwey menulis soal fungsi pelatih olah raga yang sebenarnya bisa diterapkan pula pada berbagai aspek dalam hidup.
Prinsip utama dalam buku ini menarik. Menurut Gallwey, hambatan terbesar seseorang bukan suara dari luar (external voice) tapi dari internal (inner voice). Kadang-kadang suara pencela (critical inner voice) inilah yang muncul dan membuat seseorang tidak mahir melakukan sesuatu. Suara ini jadi pengganggu dan untuk itu perlu dikurangi atau dialihkan. Nah, salah satu peran seorang coach adalah jadi pengalih suara yang internal yang merusak ini supaya seorang pemain lebih percaya dengan dirinya dan otomatis bawah sadarnya mengambil kendali. Buku ini, lantas menjadi pedoman bagaimana seorang coach bisa berperan.
Selanjutnya, di tahun 1979, salah satu murid yang belajar dari Gallwey yakni John Whitmore, yang dulunya seorang pembalap, mulai memperkenalkan proses coaching ke Inggris. Di tahun 1992, Whitmore menulis buku Coaching for Performance yang menjadi salah satu referensi soal coaching, Whitmore pula, yang menjadi terkenal berkat jasanya memperkenalkan model GROW yang terkenal.
Sejak itulah, prinsip dan metode, juga asosiasi terkait coaching juga semakin berkembang. Hingga akhirnya, saat ini coaching bahkan menjadi trend dan praktek professional. Lembaga, organisasi dan institusi hingga perusahaan terkemuka menggunakan jasa coach untuk mengembangkan para leader mereka. Coaching pun tidak lagi terbatas hanya istilah yang dipakai di dunia olah raga saja, bahkan berkembang ke ranah yang lebih luas.
Prinsip Coaching Yang Penting Dipahami
Jika digabungkan antara prinsip-prinsip yang kami kembangkan di HR Excellency, bersama dengan berbagai prinsip utama dari International Coaching Federation (ICF) serta International Mentoring Group, maka, ada berbagai prinsip dalam coaching yang perlu dipahami. Pemahaman ini akan membantu dalam proses coaching. Adapun beberapa prinsip itu adalah:
1. Perfect machine. Tidak ada yang salah dengan manusia, cara berpikirnyalah yang membuatnya bertindak dan bersikap dengan cara tertentu.
2. Inner Pontential. Ada potensi dalam diri setiap orang yang terkadang ia miliki tapi tidak disadarinya.
3. Growth. Manusia pada dasarnya ingin berkembang dan menjadi lebih baik, hanya saja terkadang ia tidak tahu caranya.
4. Individual differences. Setiap orang berbeda dan pendekatan yang sukses untuk satu orang belum tentu sukses buat yang lainnya karena itu perlu ada kesabaran dalam proses pertumbuhan seseorang
5. Inner genius. Terkadang seseorang itu sudah punya jawaban atas masalahnya, ia tinggal diprovoklasi dengan pertanyaan yang tepat untuk menemukan jawaban itu.
6. Relationship is the key. Hubungan dan relasi yang baik, bukan metode itulah kunci untuk mengembangkan. Karena dalam hubungan yang baik itulah ada kepedulian dan menjadi dasar terbentuknya kepercayaan.
7. Personal accountability. Setiap orang harus menyadari bahwa ia tidak boleh menyalahkan dan melemparkan tanggung jawabnya kepada lingkungan dan orang lain. Dialah yang harus bertanggung jawab.
Akhirnya, kami percaya dengan pemahaman coaching yang penting serta aplikasi prinsip-prinsip coaching yang tepat, maka kita bisa membantu seorang cochee untuk berkembang.
Last but not least, kami ingin akhiri dengan mengingatkan kembali bahwa peran seorang coach adalah membantu coachee untuk mencapai kinerja (performance) puncaknya dalam berbagai aspek yang dicoach. Caranya adalah dengan membuat coachee menyadari potensi-potensi kelebihannya serta mengurangi berbagai gangguan, distraksi serta hambatannya. Maka, dengan menggunakan prinsipnya Gallwey rumusnya adalah seperti yang ditunjukkan di sebagai berikut:
KINERJA (PERFORMANCE) = POTENSI (POTENTIAL) – GANGGUAN (INTERFERENCE)
Atau untuk mudah digambarkan seperti balon udara ini.
Artinya, jika ketinggian terbangnya balon udara itu dianggap sebagai hasilnya (performance). Maka itu adalah hasil dari potensi kemampuan terbangnya (isi gas di dalam balon udara itu) dikurangi dengan gangguan atau hambatan tali yang mengikatnya. Tali pengikat disini maknya adalah hambatan atau interference. So, fungsi coach adalah membangun kesadaran soal potensi dan serat mengeliminasi gangguan! Dengan begitu, balonnya bisa terbang tinggi! Kinerja juga melesat!
Be a great coach!
Untuk informasi lebih lanjut tentang program “Coching for Leaders” yang diadakan oleh Lembaga HR Excellency secara rutin secara public maupun in-house, dapat menghubungi Sdri. Fanny di 081298054929
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
Website | : | www.hrexcellency.com |