
- info@hrexcelleny.com
- Jl. Tanah Abang V, no. 32, Jakarta Pusat 10160
Terus terang, sebagai lembaga yang menyelenggarakan pelatihan di Indonesia, kami seringkali ditanya dengan pertanyaan ini, “Bagaimana sih tipsnya memilih lembaga pelatihan Kecerdasan Emosional (EQ) yang baik?”. Tentu saja, jawaban kami bisa sangat subjektif. Bahkan, bisa saja kami menjawab dengan sangat arogan, “Pilihlah lembaga kami HR Excellency yang terbukti”. Tapi jawaban seperti itu, tentulah tak mendidik bahkan berkesan terlalu angkuh. Jawaban yang mungkin tergesa-gesa. Padahal, ada banyak juga kok lembaga training yang bermutu di Indonesia.
Namun, bicara soal Kecerdasan Emosional atau EQ (Emotional Quotient) ataupun ada yang menyebutnya Emotional Intelligence (EI), bagaimanakah kriterianya? Inilah dia. Artinya, inilah beberapa kriteria yang bisa jadi patokan. Sekaligus, sebenarnya inilah yang juga menjadi benchmark bagi lembaga kami, untuk menjadikan diri menjadi lembaga training yang kredibel dalam memberikan pelatihan Kecerdasan Emosional (EQ).
1. KURIKULUM PEMBELAJARAN
Pertama-tama, tentu saja kurikulumnya. Banyak yang menyamakan EQ dengan communication skills atau social skills. Padahal, kalau dilihat dari keseluruhan kompetensi EQ, communication hanyalah salah satunya saja. Kecerdasan Emosional bukanlah kemampuan komunikasi atau social skills! Dan pastikan kurikulum pembelajarannya mencakup 4 area penting yang dikatakan oleh salah satu pelopor EQ terkemuka, Daniel Goleman. Artinya, kurikulumnya harus mencakup 4 area ini: (1) Self Awareness; (2) Self Management; (3) Social Awareness; (4) Relationship Management. Isi judulnya tidak harus sama persis dengan ke-4 kompetensi itu, tapi sebisa mungkin mencakup ke 4 area tersebut. Misalkan saja, bisa saja didalam pembelajaran itu ada yang namanya Stress Management. Nah, Stress Management sebenarnya merupakan bagian dari kompetensi yang ada di Self Management (Pengelolaan Diri).
2. KREDIBILITAS LEMBAGANYA
Kedua, kredibilitas lembaganya. Banyak lembaga training yang memasukkan apapun ke dalam menu trainingnya. Sebenarnya, tiap lembaga ada kekhususan dan kekuatannya. Meskipun, lembaga training tersebut punya trainer yang bisa mengajarkan banyak hal. Tapi umumnya, suata lembaga training pasti punya program training yang menjadi andalan mereka. Kita menyebutnya sebagai signature program mereka. Nah, lihatlah track record mereka dengan apa yang banyak diajarkan oleh lembaga ini. Maka kita bisa berkesimpulan itulah program-program yang menjadi kekuatan mereka. Kalau ingin training EQ maka carilah juga yang terbiasa atau punya banyak kelas di bidang Kecerdasan Emosional. Ini tampaknya kurang fair, tapi itulah faktanya.
3. TRAINER YANG MENGAJAR
Ketiga, kapasitas trainernya. Jam terbang serta latar belakang trainer sudah pasti akan menentukan kualitas pelatihannya. Misalkan trainer Kecerdasan Emosional (EQ) alangkah bagusnya kalau dia juga punya latar pendidikan, kursus ataupun sertifikasi yang mendukungnya. Paling tidak, yang mengajar adalah trainer yang berlisensi yang bisa mengajar. Terkadang, kita melihat ada banyak orang yang paham materi tapi tak bisa mengajar sama sekali, karena bukanlah seorang trainer. Ataupun trainer, tapi bukan yang terbiasa mengajarkan ilmu ini. Jadi, sangat perlu dilihat latar belakang trainer yang mengajar. Salah satunya, bisa dilihat dari keaktifan, buku yang ditulis ataupun track record mengajarnya dibidang tersebut.
4. DAFTAR KLIEN
Keempat, perusahaan-perusahaan yang menjadi klien. Sebenarnya, semakin banyak suatu lembaga training dipercaya melatih perusahaan atau organisasi internasional, maka semakin kredibel. Ini make sense. Mengapa? Karena biasanya purchasing internasional akan melewati proses screening yang agak panjang untuk memastikan bahwa lembaga yang mengajar adalah lembaga yang kredibel. Lagipula, perusahaan multinasional umumnya juga terkenal dengan etika bisnisnya dimana, yang melakukan purchasing, biasanya tidak mudah terima “sogokan” untuk memutuskan siapakah lembaga yang akan dipilih. Jadi, track record suatu lembaga training dengan klien-klien internasional bisa menjadi ukuran juga dari kredibel tidaknya lembaga tersebut. Ini tidak hanya soal program Kecerdasan Emosional (EQ) saja tapi juga berlaku untuk program-program yang lainnya.
5. AFILIASI LEMBAGA
Kelima, afiliasi lembaga itu. Maksudnya adalah networking atau dengan lembaga manakah perusahaan atau organisasi ini terafiliasi. Terkadang, jika terafiliasi dengan lembaga-lembaga di internasional, biasanya reputasinya bisa lebih dipercaya (tapi, tentunya lembaga internasional tersebut, harusnya juga memiliki reputasi yang baik, bukan yang abal-abal). Ini bukanlah soal foreign minded atau “apa-apa sukanya yang berurusan dengan luar negeri”. Tapi, adanya afiliasi dan kerjasama (apalagi jaringan nasional hingga internasional) sebenarnya menunjukkan network lembaga itu serta jaringannya. Seringkali ini juga menunjukkan sebarapa update-nya perusahaan itu. Sudah sering terbukti bahwa lembaga-lembaga di luar negeri umumnya rajin melakukan riset, survei dan penelitian. Dengan demikian, mereka lebih rajin meng-update ilmunya. Begitu pula, lembaga yang terafiliasi, sebenarnya memiliki ilmu-ilmu yang ter-update juga. Meskipun, ada juga lembaga lokal (tanpa afiliasi manapun) yang karena trainer serta founder-nya sangat rajin mengembangkan diri, sehingga ilmu merekapun terus ter-update.
6. TESTIMONIAL PESERTA
Keenam, testimonial atas lembaga itu. Ini jadinya mirip seperti melamar kerja. Memang sih, yang memberikan testimonial umumnya adalah perusahaan yang dianggap “bersahabat” dengan lembaga tersebut tapi tetap saja testimonial serta kalimat-kalimat kesaksian menunjukkan seberapa kredibelnya perusahaan tersebut. Biasanya, perusahaan ataupun klien-klien yang berkualitas, juga tidak akan sembarangan mau memberikan testimonialnya, kalau Lembaga training tersebut, bukan lembaga yang kredibel.
7. ADDED VALUE YANG DIBERIKAN
Ketujuh, berbagai tambahan yang Anda dapatkan dari lembaga itu, selain training yang dilakukan. Maksudnya apa? Begini lho, kapan Anda tahu bahwa lembaga itu sungguh-sungguh kredibel di bidang itu? Salah satu cara gampangnya adalah Anda melihat mereka memberikan nilai tambah kepada peserta pelatihan. Baik dalam bentuk buku, reminder card, CD, DVD, kalender pengingat, eBook bahkan konseling ataupun coaching personal. Jika lembaga tersebut sampai mampu dan bersedia melakukan “extra miles” dengan program tersebut berarti kita bisa menyimpulkan bahwa lembaga ini sungguh merupakan lembaga yang sangat care dengan program tersebut.
So, itulah beberapa kriteria yang bisa menjadi pertimbangan. Sekaligus, ini pula yang menjadi benchmark lembaga-lembaga training untuk membangun kredibilitas mereka dalam suatu program. Jadi, Anda sekarang sudah tahu rahasia dapurnya.
Jadi, kelak ketika memilih program training (termasuk training Kecerdasan Emosional), bukanlah cuma karena alasan harga atau hanya karena lebih murah. Jangan salah ambil keputusan. Tulisan ini ingin kami tutup dengan sebuah pengalaman menarik dari sebuah perusahaan yang purchasing-nya memilih sebuah lembaga training hanya lantaran murah harganya, dan berikutnya inilah yang terjadi. “Saat training, materinya biasa-biasa aja. Trainernya pun kurang qualified. Dan setelah itu, terpaksa kami harus training ulang sehingga ujung-ujungnya, budget yang harus kami keluarkan sebenarnya juga menjadi jauh lebih besar”.
Terkadang, ada alasan sebuah program training agak mahal. Tapi, tentunya, harga yang dikeluarkan mesti sesuai dengan dampak dan apa yang diperoleh. Dan dari 7 kriteria di atas, kita bisa belajar juga bahwa harga bukanlah satu-satunya alasan kita menentukan suatu lembaga pelatihan.
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
Website | : | www.hrexcellency.com |