- info@hrexcelleny.com
- Jl. Tanah Abang V, no. 32, Jakarta Pusat 10160
“Now that you can improve your value by 50% just by learning communication skills – public speaking.” (Warren Buffet)
Itulah sepenggal kalimat yang diungkapkan oleh Warren Buffet, seorang pengusaha dan investor kenamaan asal Amerika Serikat.
Kutipan tersebut cukup unik karena ia baru masuk ke dunia public speaking setelah ia merampungkan proses belajarnya di kampus. Saat kuliah, ia terus menghindari kelas-kelas yang mengharuskan mahasiswanya untuk presentasi atau melakukan kegiatan public speaking lainnya. Dia seseorang yang sangat takut dengan ‘panggung’!
Namun setelah Warren Buffet lulus, ia mengaku sadar bahwa ketakutannya akan public speaking justru membuat karirnya tidak berkembang. Ia kemudian memutuskan untuk belajar presentasi dan akhirnya hal ini membuatnya mampu melesatkan karirnya. Itulah kenapa, dalam kutipannya, ia berani mengatakan bahwa kemampuan public speaking bisa meningkatkan nilai seseorang sebanyak 50%! Bahkan ia menambahkan, “Investasi yang saya keluarkan untuk pelatihan public speaking yang saya ikuti, adalah investasi terbaik yang pernah saya buat dalam hidup saya.”
Pernyataan Warren Buffet menjadi cerminan bahwa kemampuan public speaking dan presentasi wajib dipelajari oleh setiap orang. Anda ingin menjadi pemimpin diperusahaan? Anda ingin menjadi pemilik bisnis yang sukses? Anda ingin menjadi karyawan sukses? Anda ingin menjadi salesman hebat? maka tingkatkanlah kemampuan presentasi Anda dari sekarang. Karena semakin Anda mempunyai posisi yang tinggi di perusahaan maka Anda akan banyak melakukan presentasi. Namun banyak orang yang belum memulainya karena grogi, tidak percaya diri dan menganggap bahwa ikut kelas training presentasi hanya buang waktu saja. Akhirnya mereka mengurungkan niat untuk belajar presentasi.
Beberapa alasan mengapa orang masih menganggap training presentasi tidak bermanfaat bagi dirinya.
Pertama, Anda memang tidak berminat dan tidak merasa perlu.
Saya banyak menjumpai orang yang datang ke acara training bukan karena ingin belajar, akan tetapi karena:
1. Ingin mendapatkan sertifikat
2. Disuruh atasannya
3. Mendapatkan uang transport dan akomodasi
jika kondisinya seperti ini, maka apapun topik training atau seminarnya tetap saja akan susah mendapat manfaat. Walaupun secara fisik mereka berada di dalam ruangan, akan tetapi pikiran dan fokus mereka mengembara ke mana-mana. Akhirnya mereka justru sibuk bermain gadget atau ngobrol dengan teman yang ada di sebelahnya.
Kedua, Ketika pelatihan berfokus pada hal yang keliru
Dalam pelatihan si trainer memfokuskan pembelajaran pada bidang yang dikuasainya yaitu dalam hal bahasa tubuh. Setelah diberi waktu untuk mempersiapkan isi presentasi, maka kita pun tampil satu persatu untuk mendapat feedback dari dia.
Dan kenyatannya, zaman dulu saya belajar presentasi, eh…Baru berjalan 10 detik sudah bilang “STOP!!”. “Bro, mengapa gerakkan tangan kananmu naik? Tidak ada kata-kata dalam presentasimu yang mengharuskan kamu untuk menggerakkan tangan kananmu”
“Hadeuh.. saya malah tidak sadar kalau tangan kanan saya naik” pikir saya waktu itu.
Setelah itu pun ada sekian banyak “CUT!!!” “STOPP!!” “Mengapa tangan ke situ?””Badannya musti begini” “Nah.. langkahnya ke situ”
Setelah itupun saya merasa bahwa hanya untuk menyampaikan presentasi berdurasi tidak sampai dua menit susahnya bukan main. Sering ketika bahasa tubuhnya benar, kata-katanya yang musti diucapkan malah lupa. Pengalaman di atas justru malah membuat saya frustasi dan berpikir membawakan presentasi itu susahnya bukan main. Menurut saya, pendekatan yang digunakan di atas mungkin sesuai untuk seni peran (seperti drama, teater atau peran) akan tetapi tidak sesuai untuk sebuah presentasi.
Ketiga, Provider Training Tidak Mempunyai Metode
Sampai sekarang masih ada di kelas training presentasi yang si trainernya meminta untuk terus menerus praktek dan praktek. Padahal yang namanya pembelajaran perlu metode, perlu konsep penjelasan. Pernah kejadian, ada seorang rekan yang setelah ikut kelas presentasi malah merasa tidak worthed. ia merasa bahwa saat di kelas, sudah seperti suasana sedang ujian. Terus menerus kemampuan diuji dan diberi feedback padahal tidak semua peserta sudah terbiasa presentasi. Ia pun bercerita sampai dibuat pusing sama trainer yang saling bergantian tapi sering menyampaikan konten yang sama. Menurutnya, pagi di isi trainer A, terus si A pulang. Eh siang datang si trainer B. Eh esok harinya, pagi trainer C dan siangnya trainer D. Alasannya biar tidak bosan. Lah, malah dibuat pusing gara-gara mereka saling tumpang tindih dalam menyampaikan materi training. Belum lagi si trainer yang doyan menceritakan kisah suksesnya menjadi seorang MC atau HOST tapi tidak memberikan contoh yang aplikatif saat menyampaikan tips presentasi. Jelas, ini menandakan bahwa training presentasi tersebut tidak mempunyai metode. Mulai dari framework materi sampai metode cara penyampaiannya.
Keempat, Anda Ingin Instan!
Bagi Anda yang selalu ingin cepat menguasai keterampilan presentasi atau public speaking namun jarang mempraktekkannya, mohon jangan salahkan para guru atau para trainernya jika Anda sampai detik ini belum bisa melakukan presentasi yang memukau. Inilah yang mengakibatkan Orang jadi tidak mau mengikuti training apapun karena menganggap bahwa setelah ikut training harusnya sudah bisa atau mampu. Faktanya pisau pun kalau mau digunakan perlu diasah dahulu agar lebih tajam. Dan itu merupakan sebuah proses.
Bagaimana program training presentasi dari HR Excellency dapat menjadi solusi bagi Anda yang ingin memiliki keterampilan presentasi yang memukau?
Dari sinilah, HR Excellency sejak bertahun-tahun lalu memperkenalkan program Powerful Persuasive Presentation yang bertujuan untuk membantu siapa saja yang ingin sukses melalui kemampuan presentasinya. Adapun kelebihan program yang dikembangkan oleh HR Excellency ini adalah..
Pertama, Variasi Blended Learning!
Jaman sekarang fokus pembelajaran bukan hanya di seputar sesi dikelas. Itulah sebabnya, berbagai media online mulai kita optimalkan. Termasuk adanya materi pre training hingga post training. Kita mulai memberdayakan berbagai aplikasi untuk membantu proses pembelajaran. Kerennya lagi, peserta dapat melihat proses pengembangan dia dari sebelum training dan setelah ikut training.
Blended learning ini juga menekankan 3 materi utama yang akan diperoleh peserta yakni:
(1) Mindset: bagaimana mindset presenter sukses, dengan konsep yang lengkap;
(2) Toolset: bahan/dokumen/alat untuk membantu presentasi Anda menjadi efektif dan menarik;
(3) Skillset: bagaimana keterampilan penting dalam praktek untuk membiasakan proses presentasinya.
Kedua, Pre-Post-In Activity Yang Jelas
Bahkan sebelum masuk ke kelas, Anda sudah diminta membuat rekaman video presentasi Anda untuk diberikan feedback yang langsung dipandu oleh master trainernya. Hingga setelahnya, Anda akan bisa melihat kemajuan Anda dalam melakukan presentasi sebelum dan setelah pelatihan. Dan setelahnya, Anda pun masih akan dibimbing!
Ketiga, Bahan Pelengkap Pembelajaran Yang Komplit
Selain dibimbing oleh para master trainer, Anda pun akan diberikan bahan komplit untuk membantu proses pembelajaran Anda. Mulai dari buku, CD, kartu pengingat hingga template presentasi yang menarik juga akan diberikan kepada Anda.
Keempat, Metode Learning By Doing
Pembelajaran di era sekarang bukan lagi mengenai teori dan konsep. Namun yang ditunggu peserta adalah Tips yang aplikatif dan mempraktekkannya. Intinya sekarang ini berbagai materi yang bisa diperoleh di google tidak perlu lagi diajarkan lagi panjang lebar di kelas. Apalagi yang bisa dibaca. Oleh karena itu, di kelas para peserta akan mendapatkan tips aplikatif yang langsung bisa dipraktekkan. Makanya saat di kelas akan ada praktek cara menyajikan data atau grafik dengan menarik dan tips menggunakan media saat presentasi pun turut dipraktekkan juga.
Kelima, Umpan balik para Master Trainer
Seringkali yang terjadi, hanya ada satu trainer yang mengajar materi dari awal hingga akhir. Padahal kita tahu bahwa span of control seorang trainer itu pasti terbatas. Itulah sebabnya menjadi kebiasaan di HR Excellency umumnya ada beberapa master trainer di kelas yang mengikuti dari awal hingga akhir serta ikut memberikan feedback. Hal ini membuat pembelajaran menjadi sesuatu yang personal bagi peserta. Sebab, kemajuan dan kelemahan setiap peserta ternyata berbeda-beda. Itulah sebabnya perlu didampingi.
Keenam, Unsur Kecerdasan Emosi
Survei membuktikan bahwa orang akan terpengaruh, yakin dengan apa yang kita sampaikan karena telah tersentuh sisi emosinya. Emosi yang menggerakkan mereka untuk bertindak. Oleh karena itu di program kami, Anda akan belajar bagaimana peran emosi dapat mempersuasi orang atau klien untuk membeli produk kita dan menyetujui ide yang kita tawarkan.
Ketujuh, Bagaimana Metode Trainingnya?
Workshop disajikan dengan gaya edutainment yang mengajak keterlibatan (aktif partisipatif) peserta. Melibatkan seluruh panca indera, interaktif, menarik dan juga fun. Materi juga bersifat sangat praktis dan aplikatif. Materi disajikan dalam bentuk case-study, simulasi, role play, game, diskusi kelompok, analisa video, serta kontes.
Program Powerful Persuasive Presentation ini benar-benar mampu membuat peserta terinspirasi untuk mengubah pola presentasi mereka, untuk mengubah mindset bahwa kemampuan public speaking bukanlah bakat. Semua tips jitu yang dibagikan benar-benar membantu peserta yang masih merasa kurang ataupun yang justru merasa sudah bagus bisa menjadi lebih terstuktur saat menyampaikan presentasi serta lebih berdampak. So, Apakah Anda sering merasa tidak percaya diri saat berbicara di depan umum? Apakah Anda sering merasa bingung menyampaikan ide dan presentasi Anda secara sistematis? Atau Anda sering merasa monoton saat menyampaikan presentasi?
Jika jawabannya YA, kami tunggu partisipasi Anda di batch selanjutnya!
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
Website | : | www.hrexcellency.com |