- info@hrexcelleny.com
- Jl. Tanah Abang V, no. 32, Jakarta Pusat 10160
Masih ingatkah? Desember 2013, Mita Diran, seorang copywriter yang bekerja di agensi iklan meninggal setelah bekerja 30 jam non-stop. Lantas, di Jepang, istilah Karoshi yakni meninggal karena kerja berlebihan juga sering terjadi. Tahun 2015 lalu, kasus kecelakaan kerja di Indonesia menunjukkan 2.400 orang akhirnya meninggal dari 103.000 angka kecelakaan kerja per tahunnya (data Menaker 2015).
Nah, pernahkah Anda sendiri merasakan capek secara fisik dan emosional. Anda merasakan capek luar biasa, padahal tidak habis mengerjakan sesuatu yang berat. Pokoknya mulai dari bangun tidurpun, Anda udah merasa capek banget. Itulah bagian dari gejala burn out. Akibat pertama dari burn out adalah produktivitas yang turun, tapi lama-kelamaan bisa makin stres dan ujung-ujungnya jadi depresi berkepanjangan. Jadi, jangan anggap remeh yang namanya burn out ini. Dalam artikel yang diangkat dari obrolan Bp. Anthony Dio Martin di radio Smart Emotion yang disiarkan secara rutin di SmartFM ke jaringan di seluruh Indonesia, kali ini kita akan membahas soal masalah Burn Out ini!
So Mengapa Topik Burn Out Ini Perlu Jadi Concern Kita Bersama?
Ada beberapa kejadian yang memicu pentingnya hal ini buat jadi concern kita. Di masa-masa pandemi ini, banyak kejadian stres dan depresi meningkat. Misalkan saja menurut survei CNN Indonesia, sebanyak 77,3 persen orang pernah burn out. Penyebabnya pun beragam. Keharusan standby alias siap siaga 24 jam jadi penyebab terbanyak (46,7 persen), menyusul banyak limpahan pekerjaan (38,7 persen) dan meeting yang datang silih berganti seakan tak usai (14,6 persen) https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210820191614-255-683206/survei-mayoritas-netizen-burnout-gara-gara-pekerjaan
Banyak juga kisah-kisah sebelumnya yang perlu jadi perhatian kita. Misalkan, di Desember 2013, Pradnya Paramita atau Mita Diran, seorang copywriter (penulis naskah) yang bekerja di agensi iklan Young & Rubicam meninggal setelah bekerja 30 jam non stop. Akhirnya ia pingsan dan dibawa ke RS dan meninggal. Twitternya sempat bilang, “30 hours of working and still going strooong“. Lalu, di Jepang, juga ada istilah Karoshi yakni meninggal karena kerja berlebihan. Yang jelas, kalau kita perhatikan, dampak dari burn out ini adalah: capek, stres meningkat, kondisi tubuh menurun (kesehatan menurun), level kebahagiaan menurun dan kinerja juga menurun. Memang sih jam kerjanya kelihatan lama, tapi seringkali nggak ada hasilnya ataupun kualitas kerjanya berkurang.
Adakah Kisah-kisah Tragis Di Dunia Yang Meninggal Karena Kerja?
Ada banyak kisah seperti itu. Di Toyota Jepang, seorang insinyur 45 tahun meninggal karena keletihan kerja ngembangin proyek hibridnya Camry. Atau di Cina, Li Yuan, di perusahaan periklanan Ogilvy & Mather, usia 24 tahun, Mei 2013 bekerja lembur hingga jam 23.00, bangun sakit kepala lantas meninggal dunia. Lalu juga ada Moritz Erhartz, Inggris, bekerja di Bank of America, usia 21 tahun bekerja sebagai intern, meninggal setelah kerja 3 hari non stop.
Jadi, Burn Out itu Apa Sih Sebenarnya?
Kita ambil dari definisinya David Ballard, yakni ketua APA’s Psychologically Healthy Workplace Program dari American Psychological Association. Menurutnya, “burn out adalah suatu kondisi dimana orang terus menerus mengalami rasa capek yang luar biasa serta kehilangan semangatnya dan minatnya terhadap berbagai hal sehingga berdampak terhadap hasil kerjanya yang buruk.”
Jadi, kalau kita perhatikan, ada 3 kriteria burn out dalam ilmu psikologi kerja yakni mencakup: (1) Keletihan (exhaustion); (2) Sinis (cynism); (3) Tidak perform (inefficacy): merasa tidak lagi bisa kerja dengan baik, atau tidak sebagus dulu. Jadi, jika kita terus-menerus mengalami simtom seperti ini ataupun ada rekan, saudara yang menjadi seperti itu bisa jadi mengalami yang namanya burn out.
Gimana Aku Bisa Tahu Aku Burn Out Atau Nggak?
Jika betul-betul serius mau tahu sebenarnya ada sebuah tes yang secara serius bisa mengukur apakah kita mengalami burn out atau tidak yang disebut dengan Maslach Burnout Inventory! Alat tes ini terdiri dari 49 pertanyaan yang mesti Anda jawab. Dari sana bisa disimpulkan apakah Anda sedang mengalami burn out atau tidak.
Namun, ada tes sederhana yang lebih ringkas dalam mengetes apakah Anda mengalami kondisi/gejala burn out atau tidak yang diringkas dari Maslach Burnout Inventory. Untuk lebih mudahnya, cobalah Anda cek diri Anda sendiri, apakah Anda mengalami gejala seperti yang disebutkan di bawah ini:
• Apakah Anda sering merasa capek dan nggak punya energi buat ngapa-ngapain?
• Apakah Anda sering malas ke tempat kerja dan rasanya nggak ada energi buat berangkat kerja?
• Apakah lebih bersikap nyi-nyir atau negatif terhadap berbagai hal yang terjadi di sekitar Anda dibandingkan dengan berbagai waktu sebelumnya?
• Apakah Anda jadi sulit konsen dan nggak fokus dengan kerjaan sehingga banyak yang ketunda atau kagak selesai?
• Apakah hasil kerja Anda nggak lagi sebagus dulu, meskipun rasanya sudah kerja lama
Nah, cobalah tanyakan pertanyaan di atas, dan kalau 4 saja dari kondisi ini mulai dialami, waspadai mungkin Anda mengalami masalah burn out ini!
Gejala Burn Out itu Apa Saja?
Untuk mudahnya, dalam berbagai seminar yang lembaga HR Excellency berikan kepada para peserta seminar di perusahaan soal burn out ini, diperkenalkan 10,5 Gejala Burn Out yang Umum. Sebenarnya, tanda dan gejala ini juga mengacu kepada American Psychological Association (APA) yakni:
(1) Keletihan: capek terus-terusan fisik, mental psikologis, dan merasa nggak ada energi, insomina
(2) Kehilangan Motivasi: nggak antusias lagi kerja, susah bangun pagi, tiap hari liatin jam!!
(3) Frustrasi & Sinis: cenderung lebih pesimis, dan sinis komentarnya
(4) Masalah kognitif: sulit konsen dan kemampuan menyelesaikan masalah jadi berkurang (kayak tampak makin bodoh!)
(5) Kinerja makin turun, makin buruk
(6) Masalah di kerjaan dan juga di rumah, jadi kebawa-bawa: konflik sama orang, atau jadi nggak minat hang out sama orang
(7) Nggak merawat diri: nggak perhatian dengan diri
(8) Pikirannya banyak tersita di kerjaan, meskipun nggak di kerjaan sekalipun
(9) Tingkat kepuasan menurun, nggak happy
(10) Masalah Kesehatan mulai muncul: banyak yang penyebabnya nggak jelas
(10,5) Emotional Burn Out: emotional numbness atau tumpul secara emosi, kehilangan empati, nggak peduli apapun (masa bodo), atau pun perasaan merasa nggak dihargai!
Apa Bedanya Burn Out sama Kelelahan Kronis yang banyak dibicarakan dokter?
Ada bedanya. Burn Out lebih banyak dikaitkan dengan urusan pekerjaan, sementara kelelahan kronis (Chronic Fatique Syndrome) penyebabnya bisa jadi non-kerjaan. Chronic Fatique Syndrome bahkan bisa lebih dari 6 bulan bahkan bertahun-tahun, ditandai dengan gejala seperti kesulitan tidur, pembesaran kelenjar getah bening. Penderita Chronic Fatique Syndrome umumnya 80% adalah cewek, dan umumnya hal itu juga dikaitkan dengan faktor sosial ataupun hormonal.
Nah, Apa Sih Penyebab Burn Out Sebenarnya?
Umumnya, adalah situasi tempat kerja saat ini. Misalkan saja perubahan kondisi di tempat kerja. Contonya saja tiba-tiba, Anda baru saja mengalami mutasi ke unit atau bidang lain. Adanya pergantian pimpinan, ataupun reorganisasi. Bisa juga karena faktor interpersonal di tempat kerja misalkan ada konflik dengan rekan kerja yang nggak terselesaikan, atau dengan boss. Bisa juga dari dalam diri sendiri yang lantas berdampak pula ke urusan pekerjaan misalkan lagi ada problem rumah tangga, usia, ekpektasi nggak tercapai, ataupun merasa diri Anda jadi korban perubahan!
Gimana Sih Caranya Pimpinan Tahu Karyawannya Burn Out Atau Nggak?
Baca kembali catatan di atas soal ciri-ciri burn out dan tanyakan apakah itu terjadi pada karyawan kita tersebut. Secara umum, kita bisa melihat dan memperhatikan apakah terjadi kesalahan kerja meningkat dan kualitas kerja menurun drastis per person. Dalam artian, dulunya bagus, banyak inisiatif, namun sekarang jadi nggak ada lagi sama sekali. Nah, itu bisa jadi petunjuk. Atau bisa juga berupa perubahan sikap misalkan dulunya dia termasuk karyawan yang memiliki willingness to do more, mau berkontribusi lebih. Tapi sekarang makin berkurang. Orangnya mulai hitung-hitungan! Atau misalkan banyak gossip yang beredar di seputar organisasi! Orang-orang pun jadi sibuk bicara di koridor, pas didatengin, mereka bubar!
So, Kalau Mengalami Burn Out Apa Yang Mesti Dilakuin?
1. Hal pertama dan sederhana adalah basic maintenance diri (perawatan diri) yang mendasar harus ditata. Apa saja? Yang perlu diperhatikan misalkan kualitas tidur, kualitas makan kualitas aktivitas yang cukup dan seimbang.
2. Ambil waktu buat relaksasi. Misalkan take rest, istirahatkan diri sebentar, ambil cuti, mengambil liburan.
3. Readjust Your Expectation. Kurangilah harapan dan ekspektasi yang berlebihan, misalkan saja setelah habis melahirkan. Atau, masuk di tempat yang baru. Oleh karena situasi perubahan ini, pastinya ada penyesuaian yang harus dilakukan. Beri ruang dan waktu buat penyesuaian.
4. Beranilah bilang ‘TIDAK’ serta berani ‘ask for help’ atau minta bantuan khususnya kalau sudah bertubi-tubi, sementara Anda keletihan, beranilah bilang tidak atau minta bantuan!
5. Stop comparing. Berhentilah membanding-bandingkan dengan yang lain. Misalkan saya mesti punya mobil, mesti bisa liburan kayak begitu, dll (pokoknya sesuatu yang bikin Anda kerja makin gila, tapi terus-terusan merasa nggak puas)
6. Have life. Carilah hobi dan kesenangan diluar pekerjaan. Misalkan saja bersepeda, ke gym, dll atau luangkan waktu untuk berbagai hal yang dulu kamu anggap menyenangkan buatmu.
7. Organize your time & desk. Perlu atur waktu, lihat mana yang produktif, gunakan waktu dengan efektif. Terus perubahan suasana kerja juga membantu, misalkan dengan menata ulang atau mengubah penampilan ruangan!
So, Apa Sih Kesimpulan Penting Soal Burn Out Ini!
So, idealnya pembagian kerja dengan berbagai aktivitas lain adalah begini. Idealnya, untuk kesehatan fisik, mental dan emosional adalah 8 Jam kerja keras, 8 jam aktivitas ringan serta 8 jam tidur. Lalu, janganlah lupa untuk 3R yakni Rest, Relaxation, Respite. Yang penting juga adalah solve the root cause, khususnya kalau lagi ada masalah di rumah dan kantor yang menyebabkan beban kerja jadi berkali-kali beratnya misalkan dengan rekan atau atasan. Berusahalah cari akar masalahnya dan selesaikan! Berikutnya, know your limit cari tahu soal keterbatasanmu dan jika memang sudah lewati limit itu berusahalah berhenti. Dan ingatlah dengan prinsip penting ini, “Don’t Burn Out. Take Care of Yourself by good sleep, good rest, and relaxation. If your can’t take care of yourself, there’s no way you can take care of your company in the long term”. Juga yang terakhir dan penting, “You can do anything but you can’t do everything”.
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
Website | : | www.hrexcellency.com |