- info@hrexcelleny.com
- Jl. Tanah Abang V, no. 32, Jakarta Pusat 10160
Cerita di Balik Bridge to Terabithia
Bridge to Terabithia adalah kisah yang sarat dengan emosi dan pelajaran hidup. Diangkat dari novel karya Katherine Paterson, film tahun 2007 ini bukan sekadar dongeng anak-anak tentang dunia fantasi. Di balik cerita Jesse dan Leslie yang menciptakan dunia imajinatif bernama Terabithia, ada kenyataan pahit yang dihadapi David, anak dari penulis buku tersebut. David kehilangan teman dekatnya, Lisa, yang meninggal secara tragis akibat tersambar petir. Pengalaman ini menjadi inspirasi utama bagi ibunya untuk menulis cerita yang menggambarkan bagaimana anak-anak menghadapi kehilangan.
Jesse dan Leslie adalah dua anak dengan latar belakang yang berbeda; Jesse adalah anak yang pendiam dan berasal dari keluarga kurang mampu, sementara Leslie adalah anak yang ceria dan kreatif dari keluarga yang lebih berada. Meski begitu, mereka menemukan persahabatan yang erat dan membangun Terabithia sebagai tempat pelarian dari tekanan dan bully di sekolah. Di Terabithia, mereka bebas mengekspresikan diri dan menjadi siapa pun yang mereka inginkan.
Terabithia menjadi simbol dari kebutuhan anak-anak untuk memiliki ruang di mana mereka bisa merasa aman dan bebas. Dunia imajinatif ini memberikan mereka kekuatan untuk menghadapi realitas yang terkadang kejam. Namun, ketika Leslie meninggal secara tiba-tiba, Jesse dihadapkan dengan kenyataan bahwa tidak semua hal bisa dikendalikan oleh imajinasi. Kehilangan sahabatnya membawa Jesse ke dalam perjalanan emosional yang sulit, di mana ia harus berdamai dengan perasaannya dan menerima kenyataan pahit tersebut.
Sebagai orang tua, kita bisa belajar dari kisah ini. Dunia imajinasi anak-anak adalah elemen penting dalam perkembangan mereka. Imajinasi tidak hanya mendorong kreativitas, tetapi juga membantu mereka dalam menghadapi berbagai tekanan hidup. Namun, penting bagi kita untuk selalu mendampingi mereka, memastikan bahwa mereka memiliki dukungan yang cukup ketika harus menghadapi kenyataan yang keras.
Kematian Leslie dalam Bridge to Terabithia bukan hanya sekadar tragedi; itu adalah pelajaran berharga tentang bagaimana anak-anak merespons dan menghadapi kehilangan. Jesse, yang merasa bersalah dan menyesal karena tidak bisa menyelamatkan sahabatnya, mewakili perasaan banyak anak yang mengalami kehilangan. Film ini mengajarkan bahwa perasaan seperti kesedihan, kemarahan, dan kebingungan adalah hal yang alami dalam proses berduka.
Sebagai orang tua, peran kita sangat penting dalam mendampingi anak-anak melewati masa-masa sulit seperti ini. Kita harus siap menjadi pendengar yang baik, memberikan dukungan emosional, dan membantu mereka mengekspresikan perasaannya. Membicarakan tentang kematian bukanlah hal yang mudah, tetapi ini adalah bagian penting dari pendidikan emosional yang harus kita berikan kepada anak-anak.
1. Dorong Imajinasi Anak: Seperti Jesse dan Leslie yang menciptakan Terabithia, dorong anak-anak Anda untuk mengeksplorasi dunia imajinasi mereka. Imajinasi membantu mereka mengembangkan kreativitas dan kemampuan problem solving. Berikan ruang bagi mereka untuk bermain dan berkreasi tanpa batasan.
2. Hadapi Emosi dengan Terbuka: Jangan abaikan perasaan anak-anak ketika mereka mengalami kehilangan. Ajak mereka berbicara, mendengarkan, dan memahami emosi mereka. Tunjukkan bahwa tidak apa-apa untuk merasa sedih atau marah. Buatlah mereka merasa aman untuk mengekspresikan perasaannya tanpa merasa dihakimi.
3. Buat Kenangan Bermakna: Seperti pohon yang didedikasikan untuk Lisa, buatlah kenangan yang dapat membantu anak-anak mengingat orang yang mereka cintai dengan cara yang positif. Ini bisa menjadi simbol kekuatan dan pengingat bahwa mereka tidak sendiri. Mungkin, Anda bisa mengajak anak menanam pohon atau membuat scrapbook yang berisi kenangan indah bersama orang yang telah tiada.
4. Komunikasi Terbuka dengan Orang Tua: Jesse memiliki hubungan yang sulit dengan ayahnya, yang digambarkan sebagai orang yang dingin dan tidak sensitif terhadap perasaan anaknya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak. Sebagai orang tua, penting untuk selalu mendengarkan dan mendukung anak dalam menghadapi kesulitan, baik besar maupun kecil. Jadilah pendengar yang baik dan ajak anak untuk selalu berbicara tentang apa yang mereka rasakan.
5. Berikan Dukungan Emosional: Anak-anak perlu tahu bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi kesulitan. Dukungan emosional dari orang tua bisa menjadi faktor penentu dalam bagaimana mereka mengatasi tantangan hidup. Bantu anak-anak memahami bahwa meskipun dunia tidak selalu adil, mereka memiliki kekuatan dalam diri mereka untuk menghadapinya, dan bahwa mereka selalu bisa mengandalkan cinta dan dukungan dari keluarga.
6. Ajarkan Nilai Kehidupan: Gunakan momen-momen sulit seperti kehilangan sebagai kesempatan untuk mengajarkan anak-anak tentang nilai-nilai kehidupan. Ajak mereka memahami bahwa setiap orang, setiap kenangan, memiliki arti dan bahwa setiap perpisahan adalah bagian dari perjalanan hidup.
Akhirnya, sebagai orang tua, kita harus sadar bahwa dunia anak-anak penuh dengan tantangan dan emosi yang mereka mungkin belum sepenuhnya pahami. Dengan memberikan dukungan, cinta, dan bimbingan, kita bisa membantu mereka melewati masa-masa sulit dan tumbuh menjadi individu yang kuat dan berdaya. Bridge to Terabithia bukan hanya cerita tentang imajinasi, tetapi juga tentang pentingnya persahabatan, kehilangan, dan bagaimana kita bisa membantu anak-anak menghadapinya dengan bijak dan penuh kasih sayang.
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
Website | : | www.hrexcellency.com |