- info@hrexcelleny.com
- Jl. Tanah Abang V, no. 32, Jakarta Pusat 10160
Bayangkan sebuah mobil yang mogok di tengah jalan. Pemiliknya menekan tombol di dasbor, menarik tuas, bahkan menginjak pedal berkali-kali. Namun, meskipun semua usahanya, mobil itu tetap tidak bergerak. Mengapa? Karena dia tidak menyadari bahwa tombol yang ditekan bukanlah tombol yang dibutuhkan untuk menjalankan mesin. Begitu pula dalam memotivasi orang lain. sering kali, kita menekan “tombol” yang salah.
Inilah konsep yang mendasari NLP Profiler, sebuah pendekatan yang dikembangkan oleh tim HR Excellency untuk memetakan peta motivasi setiap individu, memahami tombol-tombol yang berbeda dalam diri mereka, dan menentukan pendekatan yang paling efektif untuk memotivasi mereka.
Mengenal Meta Program dalam NLP
Di dunia Neuro-Linguistic Programming (NLP), ada istilah yang disebut Meta Program. Meta Program adalah cara seseorang memproses informasi dan bertindak berdasarkan pola pikir tertentu. Pola-pola ini terbentuk dari pengalaman dan lingkungan seseorang, sehingga mereka memiliki kecenderungan tertentu dalam merespon situasi. Contohnya, ada yang mendekati sesuatu karena tertarik pada reward (seek pleasure), sementara yang lain menghindari sesuatu karena takut akan konsekuensi negatif (avoid pain).
Contohnya begini. Ada dua tim penjualan di perusahaan yang sama. Tim pertama berhasil mencapai target karena adanya insentif bonus besar. Mereka bersemangat karena mengincar hadiahnya. Di sisi lain, tim kedua juga sukses mencapai target, namun alasan utamanya adalah ancaman pemecatan jika mereka gagal. Dua pendekatan berbeda, namun efektif untuk masing-masing individu, karena mereka memiliki pola motivasi yang berbeda.
Mengenal Tes NLP Profiler
Lima tahun terakhir, tim HR Excellency telah mengembangkan tes sederhana yang disebut NLP Profiler, bertujuan untuk memetakan peta motivasi seseorang. Dengan asesmen ini, kita bisa mengetahui apakah seseorang lebih termotivasi dari dalam diri sendiri (intrinsically motivated) atau membutuhkan dorongan dari luar (extrinsically motivated).
Contohnya, jika seorang karyawan termotivasi dari dalam dirinya, tak akan ada gunanya mencoba mempengaruhinya dengan hadiah atau pujian dari atasan. Dia hanya akan tergerak jika merasa benar-benar yakin akan hal yang harus dilakukan. Sebaliknya, jika seseorang membutuhkan motivasi eksternal, ia akan lebih semangat jika diberi pengakuan atau peneguhan dari lingkungannya.
Penerapan NLP Profiler dalam Organisasi
Salah satu klien HR Excellency yang sudah menggunakan NLP Profiler pada timnya menemukan wawasan yang menarik. Setelah memahami peta motivasi setiap anggota tim, sang atasan menyadari bahwa cara dia memotivasi anak buahnya sering kali hanya berdasarkan caranya sendiri, tanpa memikirkan apa yang cocok bagi orang lain. Dengan pemahaman baru ini, ia mulai menyesuaikan pendekatannya, dan hasilnya lebih optimal.
Ada beberapa pelajaran penting yang didapatkan dari asesmen ini:
1. Tombol Motivasi yang Berbeda-beda. Setiap orang memiliki tombol motivasi yang berbeda. Ada yang bersemangat mengejar hadiah, dan ada pula yang termotivasi karena takut kehilangan. Menggunakan iming-iming hadiah mungkin tidak efektif bagi semua orang. Mereka yang lebih termotivasi oleh rasa takut justru memerlukan dorongan berbeda.
2. Gunakan Pola Motivasi yang Tepat. Ketika memahami pola motivasi seseorang, gunakan cara yang sesuai untuk menggerakkannya. Contohnya, ada orang yang ingin mencapai hasil seperti orang lain, sehingga mereka termotivasi untuk sama seperti yang lain (similarity). Bagi orang ini, Anda bisa berkata, “Ayo, kamu juga bisa sukses seperti mereka!” Namun, ada juga yang justru lebih bersemangat jika merasa unik dan berbeda (differentiation). Kepada mereka, lebih efektif mengatakan, “Kamu punya kemampuan yang unik, jangan disamakan dengan orang lain. Kamu bisa lebih hebat dari mereka!”
3. Selidiki Pola Bahasa dan Respons. Untuk memahami pola motivasi, perhatikan bagaimana seseorang merespon situasi dan kata-kata yang mereka gunakan. Misalnya, perhatikan apakah seseorang cenderung berbicara tentang pencapaian atau tentang menghindari kegagalan. Dengan memahami pola ini, kita bisa “memetakan” motivasi mereka dan menggunakannya untuk mempengaruhi mereka secara lebih efektif.
Menemukan Pola yang Tepat
Sekali lagi, saat kita gagal memotivasi orang lain, mungkin bukan karena mereka yang tidak mau bergerak, melainkan kita yang belum menemukan tombol yang tepat untuk menggerakkan mereka. Seperti mesin mobil, jika kita menekan tombol yang salah, mobil tetap tidak akan bergerak.
Inilah esensi dari NLP Profiler yang diajarkan oleh para Master Trainer di HR Excellency: memahami peta motivasi orang sebelum mencoba memotivasi mereka. Pendekatan yang salah tidak hanya membuang energi, tetapi juga bisa membuat motivasi yang ingin dibangun justru menjadi hilang. Jadi, sebelum memberikan dorongan, pahami terlebih dahulu peta motivasi mereka. Dengan begitu, Anda tidak hanya memotivasi, tetapi juga menggerakkan.
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
Website | : | www.hrexcellency.com |