- info@hrexcelleny.com
- Jl. Tanah Abang V, no. 32, Jakarta Pusat 10160
Baru-baru ini, saya menyaksikan sebuah penelitian dilakukan oleh tim dari BBC. Apa yang dilakukan, sebenarnya sederhana. Ada dua wanita kembar identik yang diminta jadi sukarelawan, lantas mereka berdua akan menghadapi wawancara kerja. Ada beberapa pewawancara kerja, yang disiapkan untuk menilai, manakah yang akan dipilih, wanita A ataukah B. Dan sewaktu wawancara, si kembar wanita A dilatih untuk berkata, “Saya orang yang kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Banyak proyek yang telah saya selesaikan dan saya punya buktinya. Akan tetapi, saya orang yang plin plan, tidak tegas dan kadang suka menunda-nunda.”. Lalu, wanita yang merupakan kembar kedua, akan berkata begini, “Saya orang yang plin plan, tidak tegas dan kadang suka menunda-nunda. Akan tetapi, saya orang yang kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Banyak proyek yang telah saya selesaikan dan saya punya buktinya.” Dan setelah wawancara ini, kedua wanita inipun dinilai. Hasilnya menarik. Ternyata 100% dari pewawancara, memutuskan untuk memilih wanita yang kedua. Padahal, kalau Anda perhatikan, kedua bahasa yang dipergunakan oleh kedua wanita ini pada dasarnya sama saja. Hanya dibalik!
Apa kesimpulan menarik dari penelitian ini sebenarnya hanyalah sebagian kecil, dari berbagai bias dan persepsi di ruang interview yang mestinya dipahami oleh para pewawancara kerja, maupun orang yang akan interview kerja. Bagi Anda yang akan mengikuti interview kerja, sadarilah: apa yang Anda katakan, urutan Anda mengatakannya, bagaimana cara Anda mengatakannya, kesan yang Anda ciptakan, ternyata berpengaruh besar. Jadi, bukan semata-mata apa yang Anda katakan. Sayangnya, saya perhatikan banyak pelatihan ataupun bimbingan soal interview kerja, lebih banyak difokuskan saol bagaimana cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang umumnya diajukan.
Ingatlah, 3 P!
Sebagai coach dan praktisi yang puluhan tahun bergelut di bidang HRD, dalam menghadapi wawancara kerja, saya selalu menyarankan para peserta interview untuk ingat prinsip 3P. Apakah itu? Prepare, Practice serta Perform. Intinya, untuk sukses interview kerja, hal pertama adalah Anda harus bersiap-siap. Siapkan mental Anda, siapkan jawaban-jawaban bahkan dokumen Anda. Bahkan, termasuk siapkan pula pemahaman Anda soal perusahaan yang akan merekrut Anda. Kalau perlu cari di internet berbagai informasi soal perusahaan yang akan interview Anda. Lantas, cobalah lakukan latihan. Latihan bisa dilakukan di depan cermin. Latihan bisa dilakukan dengan meminta bantuan teman, atau latihan bisa dilakukan dengan teknik imajinasi, membayangkan si pewawancara sedang berada di depan Anda dan Anda sedang melakukan interview. Dan langkah terkahir, adalah tatkala Anda mulai perform, atau tampil yang sesunggguhnya di depan si interviewer. Lakukanlah dengan cerdas. Dan inilah tipsnya!
5 Tips Sederhana
Sebaiknya, tatkala Anda diberitahukan akan dilakukan interview, persiapkanlah diri Anda. Paling tidak semalam sebelum menjelang interview, usahakanlah tidur yang cukup. Sewaktu bekerja di bagian HRD, saya pernah beberapa kali melakukan interview dengan peserta yang tampak mengantuk, kelelahan dan kurang tidur. Selain memberikan kesan yang negatif, kurang tidur juga membuat Anda tampak tidak segar dan biasanya agak kesulitan untuk berpikir dengan jernih. Karena itu, tidur yang cukup merupakan saran awal yang sederhana. Dan setelah itu, berusahalah untuk mengetahui lokasi serta tempat interview Anda dengan baik. Lantas, usahakanlah tiba di lokasi paling tidak setengah jam sebelumnya. Mengapa?
Dengan tiba lebih awal, Anda bisa menguasai situasi lebih baik. Anda bisa beradaptasi dengan kondisi lokasi interview. Disisi lain, Anda bisa mencari kamar kecil dimana Anda masih bisa memperbaiki dandanan ataupun penampilan diri Anda, yang mungkin saja menjadi lecek, ataupun berantakan setelah Anda mengendarai kendaraan atapun setelah naik kendaraan umum. Selain itu, datang lebih awal memberikan kesan bahwa Anda serius dengan posisi yang diinterview serta menunjukkan Anda pribadi yang tepat waktu. Meskipun, bisa saja akhirnya, di interviewerlah yang lantas terlambat menginterview Anda. Tapi, ingatlah jangan dapat dengan waktu yang mepet dan pas-pasan, hanya dengan harapan si interviewer Anda akan terlambat. Ingatlah, ini menyangkut nasib dan masa depan Anda. Ini bukanlah naik bis kota, dimana Anda bisa datang dengan kondisi waktu yang mepet dengan harapan, Anda masih akan ditunggu.
Nah, lantas tibalah Anda di ruangan interview. Setelah menunggu beberapa saat, Andapun dipanggil. Dan pada saat Anda dipanggil, ada beberapa tips penting untuk Anda pehatikan.
Pertama, kesan pertama menggoda. Masih ingat dengan iklan ini? Jadi usahakanlah pada saat 30 detik pertama, Anda memberikan kesan terbaik. Mulai dari baju yang Anda pakai, cara Anda menjabat tangan hingga senyuman yang Anda berikan, semuanya adalah kesan pertama. Karena itulah, usahakanlah mengenakan baju yang rapi dan “professional look”. Dan jangan lupa, berikanlah senyuman terbaikmu, saat menjawab dan menanggapi perbincangan dari si pewawancara.
Kedua, gunakanlah bahasa yang positif. Seorang interviewer ingin melihat hal-hal yang positif pada diri Anda. Karena itulah, meskipun Anda orang yang suka gossip, tinggalkanlah sejenak. Ruang interview bukan ruang curhat, bukan juga ruga untuk mencela ataupun mengkritik boss atau perusahaan Anda sebelumnya. Meskipun sang interviewer mungkin penasaran dan orang yang suka mendengar kisah negatif Anda soal perusahaan Anda dulu, hindarilah membicarakannya. Seorang interviewer yang professional akan berpikir, “Kalau sekarang saja dia sudah membicarakan hal buruk soal perusahaannya, kelak diapun akan membicarakan soal hal ini kepada orang lain ataupun perusahaan lain”. Jadi, gunakanlah bahasa-bahasa yang positif.
Ketiga, jawablah dengan pesan yang jelas, menyenangkan tapi juga tidak bertele-tele. Ingat, waktu si interviewer tidaklah banyak sehingga janganlah menjawab dengan bertele-tele. Tapi disisi, lain jangan juga menjawab terlalu singkat hanya dengan kalimat, “Ya”, “Tidak”, “Benar”, dll. Ingatlah, ini adalah interview kerja, bukan ruang interogasi! Jadi, tugas Anda adalah memberi informasi sebanyak mungkin yang bisa menciptakan kesan positif tentang diri Anda. Kalau perlu, siapkan beberapa kisah dan cerita singkat tentang cara kerja dan prestasimu sehingga bisa jadi obrolan yang menarik. Tapi ingat, semuanya tidak boleh bertele-tele dan terlalu panjang.
Keempat, bawalah bukti dan hasil kerjamu. Saat ini, para interviewer sebenarnya takut salah memilih orang. Masalahnya, banyak pelamar yang cuma pintar bicara, namun hasil nol besar. Karena itu, kalau Anda pernah punya contoh hasil karya, foto, dokumen ataupun file hasil kerja yang tidak terlalu confidential (rahasia), Anda bisa memberikan contohnya ataupun menunjukannya. Hal ini akan menciptakan kesan yang baik tentang kualitas diri Anda. Ingatlah, dalam ruangan interview, sebuah hasil pekerjaan yang bagus, bisa menunjukkan banyak mengenai kualitas diri Anda tanpa Anda harus bicara banyak hal.
Kelima, sekali lagi selalu jagalah perilaku Anda. Waktu sebelum Anda masuk, sapalah security ataupun bagian resepsionis dengan ramah (sekalipun mereka mungkin tidak terlalu ramah pada Anda). Begitu pula saat Anda hendak pulang. Tunjukkanlabh bahasa tubuh yang santun dan menghargai orang. Lantas, setelah interviewer, usahakanlah meminta kartu nama, kalaupun tidak dimungkinkan mintalah email. Dan segera setelah interview, adalah itikad yang baik, jika Anda menuliskan email hanya untuk menunjukkan rasa terima kasih Anda. Tapi ingatlah jangan sekali-kali mendesak si interview ataupun menanyakan kapan kepastiannya. Biasanya, perusahaan sudah punya sistem tersendiri. Hanya ucapkan rasa terima kasih karena sudah memberikan kesempatan untuk ngobrol tentang diri Anda.
Oya, jangan lupa, pada saat interview, khususnya di bagian akhir, tanyakanlah hal-hal yang belum Anda ketahui. Lebih baik pertanyaan akhir ini lebih banyak Anda fokuskan pada pekerjaan yang handak ditawarkan kepada Anda. Kalaupun Anda tertarik sekali untuk tahu berapa gaji dan insentif yang diberikan kepada Anda, tanyakanlah secara terselubung diantara pertanyaan Anda di seputar pekerjaan yang Anda hendak lakukan. Seorang rekan saya yang membawahi bagian eksekutif search pernah berkata , “Ill-feel rasanya bertemu dengan kandidat yang belum-belum, udah bertanya panjang lebar soal gaji dan insentifnya, sementara kemampuannya sendiri belum teruji”. Ingat, tunjukkanlah bahwa Anda care, peduli dengan perusahaan yang mau merekrut Anda maka kemungkinan besar, Anda pun akan menjadi kandidat yang dipedulikan! Oya, sukses untuk interview kerja Anda ya! Salam Antusias!
Anthony Dio Martin
“Best EQ trainer Indonesia”, direktur HR Excellency, ahli psikologi, speaker, penulis buku-buku best seller, host program Smart Emotion di radio SmartFM Jakarta, pengasuh rubrik Motivasi di harian Bisnis Indonesia. Twitter: @anthony_dmartin dan fanpage: www.anthonydiomartin.com/go/facebook, website: www.hrexcellency.com)
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
Website | : | www.hrexcellency.com |