
- info@hrexcelleny.com
- Jl. Tanah Abang V, no. 32, Jakarta Pusat 10160
Seorang pengusaha muda membangun pabrik di kawasan industri Cikarang. Ia punya mimpi besar, memproduksi barang lokal berkualitas tinggi yang bisa bersaing di pasar ekspor. Demi efisiensi, ia menggandeng supplier bahan baku dari Jawa Tengah.
Di awal, semuanya berjalan lancar. Barang datang tepat waktu, kualitas bagus, dan komunikasi menyenangkan. Ia bahkan sempat merekomendasikan supplier ini ke beberapa relasi bisnisnya.
Namun seiring waktu, ada yang berubah. Produk dari supplier ini mulai menunjukkan penurunan kualitas. Setelah diselidiki, ternyata bahan bakunya telah dicampur dengan material lain. Dioplos. Demi margin lebih besar. Demi untung sesaat.
Saat dikonfrontasi, supplier itu berdalih. Katanya semua masih “dalam batas wajar.” Tapi bagi si pengusaha, kepercayaan sudah runtuh. Hubungan yang tadinya dibangun dengan kejujuran dan semangat kolaborasi, hancur hanya karena satu hal: kebohongan.
Supplier itu sempat memohon. Menjanjikan perbaikan. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Kontrak diputus. Dan yang tersisa hanya kekecewaan.
Kisah ini bukan satu-satunya. Di dunia jual beli, terlalu banyak cerita menyedihkan yang berakar pada tipu-menipu. Seperti kisah tentang seorang customer yang mencari obat untuk keluarganya. Obat impor, langka, mahal, dan dibutuhkan segera. Ia menemukannya di platform online. Penjualnya terlihat kredibel, lima tahun berdiri, ulasan baik. Tapi karena tergesa dan percaya, ia menyetujui permintaan penjual untuk transaksi di luar platform.
Dan ini jadi kisah klasik yang menyakitkan. Setelah uang ditransfer, penjualnya menghilang. Obat tak kunjung datang. Dan yang tertinggal hanya penyesalan, rasa bersalah, dan luka di hati.
Berbagai pertanyaan menarik buat kita refleksikan: Apa untungnya menipu dalam berbisnis? Apa benar menipu itu cara tercepat untuk meraih cuan?Apa benar keuntungan yang dicapai dengan mengorbankan nilai dan hati nurani adalah keberhasilan sejati?
Tentu saja jawabannya adalah, tidak!
Uang yang datang dari hasil menipu bukanlah berkah. Itu kutukan yang menyamar. Kutukan dari rasa sakit hati orang lain atau customer kita. Kutukan dari reputasi yang diam-diam hancur. Kutukan dari nama baik yang tak akan pernah utuh kembali. Dan kutukan dari doa-doa kecewa yang diam-diam naik ke langit.
Dalam dunia bisnis, integritas adalah fondasi. Bukan sekadar kata manis di presentasi. Tapi nilai hidup yang menentukan panjang pendeknya umur sebuah usaha. Di kelas-kelas leadership yang kami fasilitasi di HR Excellency, integritas selalu menjadi tema utama. Karena kami percaya, bisnis yang ingin jangka panjang, adalah bisnis yang membangun trust, bukan sekadar transaksi.
Karena begini. Produk bisa gagal. Sistem bisa error. Layanan bisa terlambat. Tapi ketika kepercayaan masih ada, pelanggan bisa memberi kesempatan kedua. Mereka bisa memaklumi, bisa berdiskusi. Tapi ketika kepercayaan dihancurkan? Maka bukan hanya produk kita yang ditinggalkan. Tapi juga nama kita. Brand-nya kita. Dan seluruh masa depan bisnis kita.
Di era digital, satu testimoni buruk bisa menyebar lebih cepat daripada sepuluh iklan. Satu komentar kecewa bisa viral dan menghancurkan reputasi yang dibangun bertahun-tahun.
Menipu satu pelanggan, artinya kita tak hanya kehilangan satu pembeli. Tapi kehilangan jaringan mereka. Kehilangan kepercayaan pasar. Kehilangan peluang masa depan. Lebih dari itu, kita kehilangan harga diri kita serta reputasi.
Karena ketika kita terbiasa menipu, hati kita perlahan menjadi mati rasa. Kita kehilangan rasa malu. Kita kehilangan sensitivitas. Kita mulai menganggap kelicikan sebagai “cara cerdas.” Padahal, itu awal dari kehancuran.
Bisnis yang sehat adalah bisnis yang bisa membuat kita tidur nyenyak. Tanpa waswas. Tanpa takut didatangi orang yang menagih. Tanpa gelisah menunggu berita buruk tentang kebusukan yang terbongkar.
Mereka yang bangga mendapatkan uang dari hasil manipulasi, lupa satu hal: Integritas tak bisa dibeli. Ia dibangun pelan-pelan, dan bisa runtuh hanya karena satu kesalahan fatal.
Karena pada akhirnya, pelanggan bukan hanya membeli produk. Tapi juga membeli karakternya kita. Kalau mereka percaya pada kita, mereka akan loyal. Mereka akan merekomendasikan. Tapi kalau mereka merasa dikhianati, mereka bukan cuma pergi, tapi bisa menyeret nama baik kita ke titik nadir.
Jadi jika hari ini kita sedang membangun bisnis, sedang berjualan, sedang mencari rezeki… maka bangunlah semuanya dengan fondasi yang benar. Bangunlah dengan kejujuran.
Karena dalam hidup ini, kita bukan sedang berlomba jadi yang tercepat kumpulkan uang. Tapi sedang berjuang menjadi pribadi yang bisa hidup damai dengan hati yang tenang.
Dan itu hanya bisa dicapai, kalau kita tak perlu lagi pakai jurus “tipu-tipu”, hanya supaya bisa sukses. Berbisnislah dengan integritas. Dijamin lebih langgeng!
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
Website | : | www.hrexcellency.com |