- info@hrexcelleny.com
- Jl. Tanah Abang V, no. 32, Jakarta Pusat 10160
Saya akui. Judul ini saya contoh dari artikel yang ada di majalah Training edisi bulan Juni 2019 ini. Ditulis oleh seorang penulis lepas, Adela Belin di majalah tersebut. Artikel lengkapnya bisa dibaca: Disini
Dalam tulisan itu disebutkan mengenai 6 karakteristik yang dibutuhkan buat seorang training manager. Mau tahu? Menurutnya ke 6 karakater itu adalah: pengetahuan yang mendalam, mampu berpikir kreatif, mau mendengarkan, mampu mengukur kebutuhan training, kemampuan komunikasi serta terakhir, punya keinginan belajar yang tinggi.
Kalau Anda berkecimpung dalam idang training dan pelatihan, buat Anda pastilah ke 6 hal tersebut tidak terlalalu asing lagi. Malahan terkesan klise, alias “kita semua sudah tahu”. Jadi, saya tidak ingin membahas yang terlalu klise buat kita.
Karena itu, tulisan itu mau saya pertajam dengan beberapa kriteria yang lebih menantang. (Please, Andapin boleh menambahkannya, berdasarkan pengalaman Anda).
Mari kita mulai.
1. SKILL OF A DETECTIVE
Pertama, ia harus jadi detektif yang jeli. Jeli untuk mendeteksi sumber persoalan. Isu organisasi. Isu personal. Khususnya yang terkait dengan masalah KSA (knowlwdge skill dan attitide) atau kompetensi gap seseorang dalam menutaskan pekerjaannya. Karena itu, dia mesti jeli membaca,melihat dan mampu mendeteksi apa yang kurang dan apa yang dibutuhkan. Ia bukan cuma sekedar seorang yang asal bapak/ibu senang. Tapi mengusulkan pengembangan orang sesuai dengan apa yang perlu dikembangkan.
2. SKILLS OF A GREAT PARTNER
Kedua, ia jadi sparring partner bagi trainer ataupun training vendor. Training manager yang baik, dia duduk,mengamati serta mengomentari. Mengapresiasi yang baik. Juga memberikan masukan (constructive feedback) baik kepada trainer yang mengajar ataupun vendor yang terlibat. Karena itu, training manager tidak boleh sungkan. Harus bicara bicara apa adanya. Juga mampu mengkomunikasikan gagasannya.
3. SKILLS OF AN ARCHITECT
Ketiga, ia harus mampu jadi arsitek. Seorang arsitek ia merencanakan.Mengkomunikasikan idenya. Serta memastikan orang mengikuti idenya. Ia bukan menerima begitu saja apa yang dikatakan orabg-orang disekitarnya, termasuk menerima begitu saja apa yang disampaikan trainer atau vendor. Akan tetapi, ia justru secara detil, menberitahu dan menjelaskan apa yang diharapkan dan apa yang diinginkan terjadi pada orang-orang yang dilatih.
4. SKILLS OF A SUPPORTER
Keempat, ia tidak lepas tangan. Ia sendiri hadir, memberi contoh bahkan menunjukkan bagaimana belajar bersama-sama. Kehadirannya sungguh menjadi contoh. Jadi bukan hanya hadiri di bagian pembukaan dan penutupan saja, tapi mau hadir dan ikut menunjukkan spirit belajarnya.
5. SKILLS OF A MARKETER
Kelima, ia adalah marketer yang baik. Masa sekarangpun, masih banyak karyawan yang enggan belajar. Bahkan bossnya pun enggan melepaskan anak buahnya belajar. Makanya, seorang training manager harus bisa menpersiasi. Mulai dari membuat undangan yang menarik. Poster yang membuat orang penaaaran hingga statement-statement yang membuat orang tertarik, bahkan mau minta didadtarkan untuk ikut training.
6. SKILLS OF AN EVENT ORGANIZER
Keenam, event organizer. Apa sih peran terbesar seorang event otganizer. Ia membuat event menjadi menarik. Ia membangun atmosfir. Begitu pula seorang training manager. Ia pun menciptakan suasana pembelajaran diorganisasinya. Untuk itulah dibutuhkan kreativitasnya. Mulai dari event training yang tematik. Cara yang dilakukan untuk membangun suasana pembelajaran terkait topik tententu. Dalam bentuk banner, inisiatif pembelajaran.
Dan kalau boleh ditambahkan satu lagi maka training manager harus menjadi pembela pembelajaran. Kalau selama ini kita mengenal tokoh superhero pembela keadilan, maka training manager adalah pembela pembelajaran. Jangan sampai, sebagai training manager justru ia bergembira ketika bisa menghemat semua pengeluaran training. Yang ujung-ujungnya budget training tak terpakai sama sekali. Kalau KPI training manager adalah menghemat budget training, maka bisa disalah persepsikan perannya. Nyatanya banyak yang begitu. Akibatnya demi yang namanya menghemat biaya training, kadang yang dilakukan training manager adalah menahan pelaksanaan training. Juga mencari vendor dengan budget murahan yang ujung-ukungnya memberikan training yang kelasnya murahan pula. Training manager ini bahagia bisa menghemat uang perusahaan tapi tanpa dipikirkan jangka panjangnya. Akibatnya, kondisi SDMnya tetap tak berkualitas.
Eits jangan salah. Bukan berarti training manager harus boros. Tapi, ia intinya ia harus tahu dan mampu membelanjakan budget training dengan membeli dan menyelenggarakan pembelajaran lewat training vendor yang emang berdampak. Ataupun, kalau tidak secara serius menginvestasikan agar memiliki trainer internal yang sungguh berkualitas.
So, kalau Anda terlibat dalam pembelajaran dalam organisasi, skills apa lagi yang perlu ditambahkan?
Anthony Dio Martin
Writer, Inspirator, Speaker, Entepreneur (WISE)
www.anthonydiomartin.com
IG @anthonydiomartin
Youtube: Anthony Dio Martin Official
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
Website | : | www.hrexcellency.com |