- info@hrexcelleny.com
- Jl. Tanah Abang V, no. 32, Jakarta Pusat 10160
Ada berbagai tipe pimpinan. Dari yang nggak peduli sama sekali dengan timnya. Sampai ada yang justru sebaliknya, dia hobinya micromanaging. Apa itu? Ini tipe pimpian yang melakukan pengaturan sampai sangat detil. Dengan begitu, ia ingin memastikan tidak banyak penyimpangan yang terjadi. Nah, ada bawahan yang suka dengan atasan yang model begitu. Tapi banyak juga yang sebel. So, bagaimanakah seharusnya atasan menyiasati strategi “micromanaging” ini. Is it good or bad, khususnya di era industri 4.0 ini? Yuk, kita sharing dan ngobrolin topik ini! Inilah rangkuman radiotalk Smart Emotion di SmartFM bersama Anthony Dio Martin ketika membahas soal MICROMANAGING AT WORK.
Definisi micromanaging itu apa?
Kalau kita mengambil pembelajaran dari kamus Merriam-Webster dikatakan bahwa, “micromanagement is management that have excessive control over minor detil”. Jadi, micromanagement adalah gaya manajemen yang berusaha mengontrol sampai pada hal-hal yang sepele serta kecil.
Kapan sih kita tahu bahwa kita itu punya atasan yang micromanaging?
Kita mulai dari beberapa ciri umumnya dulu. Kalau si atasan itu terobsesi dengan hal detil sekali, gila kontrol, sampai-sampai membicarakan atau membahas yang sebenarnya nggak substansial bahkan hal-hal yang kecil dan sepele aja harus diawasi dan harus lewat persetujuan dia, maka kita termasuk punya atasan yang cenderung bertipe micromanaging!
Contoh kasus micromanagement 1:
“Saya punya seorang atasan di akunting yang sangat detil sekali. Saya pikir bagus sih ya, kan terkait dengan uang. Tapi, segalanya, jadi diurusin. Selain laporan yang harus sangat teliti ternyata itu juga merembet hingga hal lain. Termasuk waktu awal tahun ini, kita mau kumpul setelah pandemic agak reda. Kembali dia campur tangan dari urusan penginapan, acara, catering, prokes, sampai run down yang semuanya arus diatur. Padahal itu diluar kota dan ada EO yang dipakai. Kenapa sih nggak percaya. Sampai-sampai saya nggak enak hati dengan EOnya karena berkali-kali digonta ganti idenya dan diperiksa sampai detil”
Contoh kasus micromanagement 2:
Ini adalah pengalaman pribadi dengan seorang Presdir ekpsat. Sebagai trainer yang kebetulan dipakai oleh perusahaan itu, harus menyerahkan outline dan detil materi yang mau disampaikan. Bahkan, fontnya diatur. Besarnya dan jenis serta warna yang dipakai dalam slide. Juga dia minta gladi resik untuk memastikan bahwa trainingnya sesuai. Padahal, dia sendiri nggak ngerti bahasa Indonesia. Tapi, dia hanya ingin memastikan segalanya seperti yang dia harapkan. Dan, anak buahnya pun sebenarnya sangat terganggu sekali dengan gayanya!
Bagaimanakah profil pemimpin sukses di dunia? Apakah mereka cenderung micromanaging atau membiarkan?
Faktanya berbeda-beda sih. Artinya, banyak pemimpin sukses yang terkenal dengan kedetilannya. Tapi, ada juga yang sangat melepaskan. Misalkan saja, Steve Jobs. Meskipun ia merasa tidak demikian, tapi banyak yang berkata bahwa Steve Jobs terkenal sebagai orang yang sangat detil. Ia bisa memanggil timnya di hari minggu untuk presentasi detil suatu desain, bahkan sampai ke urusan fontnya dia peduli dan memberikan komentarnya. Begitu juga Elon Musk, ia pun megurusi sampai sangat detil. Bahkan ia bisa turun ke pabrik dan memberikan saran jika ada masalah. Sampai-sampai ada lelucon di pabriknya, “It’s Elon Way, not Toyota Way”. Di dunia politik ada Narendra Modi, PM Indian yang sangat micromanage. Habis meeting, begitu detilnya sampai-sampai semua menteri diurusin dengan begitu detil pekerjaannya!
Nah, itu konon agak berbeda dengan gayanya Mark Zukerberg, yang cenderung kasih arahan besarnya, timnya yang tentukan pekerjaan secara detilnya. Yang juga terkenal sangat melepaskan kepada tim yang mengerjakan adalah Warren Buffet. Ia terkenal sebagai pemimpin yang bergaya laissez-faire, yang cenderung membiarkan.
Jadi, ada pemimpin sukses yang gayanya micromanaging, ada juga yang nggak!
Bagaimana saya bisa tahu apakah saya cenderung micromanagement atau nggak?
Inilah beberapa pertanyaan yang bisa jadi semacam self-reflection apakah Anda termasuk seorang atasan yang punya kecenderungan micromanagement atau nggak:
“Apakah Anda marah saat keinginan Anda nggak dituruti?” Kadangkala, seorang manager yang micromanaging bisa punya emosi marah yang tak terkendali, jika tidak dituruti keinginannya.
Kenapa sih ya ada pimpinan yang suka melakukan micromanagement?
Ada beberapa alasan yang menentukan mengapa seorang pimpinan suka melakukan micromanaging di tempat kerja. Dan umumnya, inilah alasannya:
Tapi, mengapa ada yang justru senang punya seorang pimpinan yang sifatnya micromanagement!
Nah, itu tergantung Anda itu termasuk tipe yang mana, atau jenis pekerjaanmu seperti apa! Jika Anda termasuk yang suka dengan tipe management yang micromanagement, ada kemungkinan begini:
Ada nggak sih untungnya punya gaya kepemimpinan dengan pola micromanaging itu?
Pastinya ada. Minimal ada tiga alasan keuntungan dari micromanaging itu.
Jadi, sebenarnya kalau kita lihat keuntungannya, kapan kerjaan yang bisa dilakukan micromanagement ini?
Ada 3 kondisi yang membuat micromanagement bisa dilakukan:
Terus, apa dong kerugian dari micromanagement ini?
Nah, inilah beberapa hal yang harus diwaspadai dari melakukan micromanagement itu:
Sebenarnya kapankah kita tidak perlu melakukan micromanaging?
Jadi, kalau diperhatikan, ada beberapa kondisi yang sebenarnya justru melakukan micromanaging akan menciptakan situasi counter productive. Inilah beberapa situasi yang perlu jadi pengingat bahwa kita tak perlu melakukan micromanagement:
Terus, kalau seandainya saya adalah seorang micromanager bagaimana dong menghindari diri dari melakukan micromanagement ini di kantor?
Hal yang bisa Anda lakukan adalah:
Bagaimana kalau punya atasan yang micromanaging, apa yang harus dilakukan?
Praktekkan prinsip 6 P ini.
Apa kesimpulan penting soal micromanagement dan kaitannya dengan Era Industri 4.0?
So, belajarlah jadi leader yang tahu, kapan harus melakukan micromanagement dan kapan tidak perlu melakukannya.
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
Website | : | www.hrexcellency.com |