- info@hrexcelleny.com
- Jl. Tanah Abang V, no. 32, Jakarta Pusat 10160
“Pak, saya tidak tahan lagi menghadapi office politics di kantor saya!”. Bagitulah komentar banyak karyawan tatkala harus menghadapi office politics di kantornya. Padahal nyaris setiap kantor pasti punya politiknya sendiri-sendiri. Walaupun dalam kenyataannya, ada kantor yang suhu serta angin politiknya sangat kencang. Dan ada pula yg sangat halus. Tapi untuk bisa sukses, kadang kita perlu cerdik “berselancar” menghadapi gelombang office politics.
Sebagai pembuka, mari simak beberpa kisah berikut. Kisah pertama, dari email yang saya terima tahun lalu. “Tempat kerja kami, sarat dengan politik Pak. Pimpinan sekarang menggalang kekuatan untuk menghadapi owner. Ia mendapat support dari salah satu anaknya owner. Jadi, kami seakan terbelah. Orang sibuk cari muka. Kami harus hati-hati bicara apapun. Owner sendiri menurunkan mata-mata.Tempat kerjanya jadi nggak menyenangkan Pak. Orang sibuk berpolitik daripada bekerja”.
Kisah kedua, terjadi beberapa tahun silam di sebuah kota di Sumatera. “Di kantor ada sekretaris yang ikut bermain politik. Ia punya pengaruh ke owner. Semua jadi cari muka ke sekretaris ini. Yang mendukung, akhirnya banyak mendapatkan kenaikan. Eh ternyata hal ini ketahuan istri owner dan istrinya pun bermanuver. Ada kubu yang memihak istri owner. Dan tatkala sekretaris ini terdepak keluar. Mantan pendukung sekretaris juga ikut digeser. Kondisi sekarang berkurang politiknya, tapi orang suda terlanjur tidak percaya satu sama lain.”
Office Politics, Nggak Mesti Buruk Lho!
Terus terang, mungkin karena konotasi politiknya, jadi orang cenderung alergi mendengar kata office politics. Nah, inilah yang perlu diluruskan. Bagi saya, terjemahan office politics yang netral adalah: usaha untuk mendapatkan pengaruh dan kekuasaan di tempat kerja! Jadi, pertanyaannya, kalau yang mendapatkan kekuasaan adalah orang yang baik, kan nggak jelek toh? Kita ambil contoh saja, ketika Lee Kuan Yew naik dan memimpin Singapore, tentu saja Singapore beruntung. Kalau bukan Lee Kuan Yew yang naik dan member pengaruh, bisa jadi nggak seperti sekarang kondisi negaranya Sinagpore. So, politik itu nggak selamanya buruk kan?
Bahkan, kalau kita boleh simpulkan, justru orang yang baik dan mulia itu harus mengerti dan berpolitik. Atau dengan kata lain, orang yang baik dan mulia, harus memberikan pengaruh! Kalau tidak, malahan yang terjadi adalah kita justru membiarkan orang yang tidak becus dan tidak mampu bekerja (yang tahunya hanya ABS, Asal Bapak Senang) memimpin di kantor. Dan jutsru itulah kondisi yang membuat kantor menjadi neraka.
Apa Opsi Kita Meghadapi Office Politics?
Secara umum, sebenarnya saat kita menghadapi office politics yang terjadi di tempat kerja, respon kita bisa dua, fight (melawan) atauflight (lari, pasif).Namun, sebenarnya keduanya punya risiko. Tatkala kita figh atau melawan, sangat tergantung berapa besar kekuatan yang kita miliki. Atau, pastikan ada beking dibelakang kita. Kalau nggak, justru taruhannya, kita akan disingkirkan ataupun dipinggirkan. Tapi, hanya duduk diam membiarkan ataupun tidak peduli pun sama saja.
Coba Anda baca kisah yang terjadi berdasarkan pengakuan seorang supervisor di sebuah perusahan ritel, “Pak, saya tidak suka kondisi permusuhan di kantor. Jadi saya cenderung diam. Tapi malah saya cenderung dibully dan nggak bisa masuk dalam kelompok manapun. Akhirnya, kelompok manapun yang sukses, saya nggak pernah dianggap dan diperhatikan! Lama-lama saya jadi stress sendiri”
So, ada opsi satu lagi yakni yang disebut face it (hadapi, tapi dengan cerdas). Apakah yang dimaksud menghadapi tapi cerdas. Intinya, sikapi office politics di kantor dengan aktif, tapi tetap netral. Jadi berusahalah untuk tidak terjebak masuk ke pihak manapun. Bahkan, kalau bisa berusahalah untuk bisa bergaul dengan kubu-kubu yang bersaing!
Begini, salah satu saran terbaik untuk menghadapinya adalah membayangkan bahwa office politics itu seperti sebuah game, permainan. Pertama-tama, ketahui pola kebiasaan permainan di tempat kerjamu gimana. Apakah yang terjadi? Adakah yang sedang akan pensiun dan ada yang sedang berebut naik? Adakah yang sedang berusaha memberi pengaruh? Cara-cara melakukan gossipnya bagaimana? Kenalilah.
Berikutnya, kenali siapa para pemain utama di panggung politik di tempat kerja? Siapa yang sedang berusaha mencari dan menggalang kekuasaan? Ada berapa kubu? Siapa yang didengar oleh pemilik kekuasaan? Siapa yang dibenci?
Lantas, putuskan Anda bermain atau tidak? Ingat, setiap sikap kita punya konsekuensinya. Bermain, konsekuensinya kalau pihak yang kamu dukung menang, karir bisa makin cemerlang. Kalau salah, makin tergeserlah Anda! Netral adalah terbaik. Tapi jangan diam!
Inilah 6 Tips Cerdas Emosi Hadapi Office Politics!
So, bagaimanakah langkah terbaik menghadapi office politics di kantor? Dari sisi Kecerdasan Emosional (EQ), inilah beberapa langkah terbaik. Pertama-tama dan terutama, sadarilah office politics yang terjadi. Istilahnya, jadilah orang yang organizational savvy, pintar membaca kondisi organisasi. Jadi, harus tahu petanya! Apa yang terjadi, siapa yang berkuasa? Siapa pembisiknya? Siapa lawannya? Siapa yang cenderung tidak disukai? Anda harus bisa membaca situasinya.
Langkah kedua, balik lagi kedirimu. Balik ke tujuanmu bekerja. Ingatlah, Anda mesti tahu tujuanmu kerja itu apa? Apa yang kamu inginkan dan harapkan! Jangan sampai sibuk berpolitik, tapi nggak memberi manfaat bagi kemajuan karir hidupmu!
Berikutnya, ketiga, aktiflah tapi sebaiknya tidak memihak manapun. Sebagai contoh, belajarnya politik luar negeri Indonesia yang bagus, bebas dan aktif. Intinya, tidak masuk ke blok manapun, tapi aktif. Kita bisa mendukung semua pihak dan bisa bicara dengan semua pihak.
Selanjutnya, keempat, tetap harus waspada dan berhati-hati, supaya jangan sampai diperalat. Ingatlah, kecenderungan office politics adalah mencari pengaruh, jangan sampai kita menjadi bagian dari alat orang tertentu untuk capai kekuasaan!
Kemudian, kelima, kembangkan pula lingkar pengaruhmu lewat kompetensi kerjamu. Mungkin kedengarannya menyindir, tapi inilah faktanya. Kebanyakan orang yang sibuk berpolitik di kantor, seringkali adalah orang yang tidak kompeten dan tidak bisa kerja! Makanya jadi sibuk berpolitik! Justru karena itulah, berusahalah memberikan pengaruhmu dengan kompetensimu, supaya nanti siapapun yang naik berkuasa, dirimu tetap akan dibutuhkan!
Selain itu, keenam, bangun pula lingkaran pengaruhmu dan jagalah sikapmu! Usahakan memberikan dukungan kepada semua orang dan hati-hatilah. Jangan ikut bergossip! Berusahalah tegas! Berusahalah untuk tidak memihak dan cobalah adil: jangan memihak hanya gara-gara dekat! Tetaplah positif! Ketika ada pihak yang menjelekkan, usahakan untuk menetralkan!
Dan akhirnya, kalau boleh diringkas, rumus untuk selama dari office politics di kantor adalah: gabungan dari tiga hal yakni: (1)
Kembangkanlah Lingkar Pengaruhmu + (2) Tunjukkan Prestasi Kerjamu + (3) Bangunlah Kepribadian Supelmu. Semoga tulisan ini menginspirasi Anda untuk mampu selamat berselancar dengan lincah di tengah gelombang politik kantor Anda!
(Anthony Dio Martin, Managing Director HR Excellency, Trainer dan speaker Pengembangan Diri, Host Program Radio Smart Emotion di SmartFM, ahli Psikologi, penulis buku-buku best seller. Kunjungi di www.hrexcellency.com)
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
Website | : | www.hrexcellency.com |