- info@hrexcelleny.com
- Jl. Tanah Abang V, no. 32, Jakarta Pusat 10160
Pak Anthony,
Tulisan tentang Lance Armstrong di Bisnis Indonesia betul-betul menarik bagi saya. Ini memancing saya merenung. Mengapa kita yang sehat justru tidak berprestasi? Terus terang, saya senang membaca tulisan-tulisan motivasional semacam ini. Termasuk juga mengikuti seminar, mendengarkan radio maupun televisi. Saya juga mengoleksi beberapa buku dan SD Bapak. Tapi, ya itu, saya biasanya sangat terinspirasi saat itu. Tapi tidak lama kemudian, saya seakan-akan lupa dan kembali ke sifat saya yang lama. Bagaimana caranya supaya apa yang saya baca maupun dengar masih tetap membara dalam diri saya?
Saur S., Medan (saursit_XXXX@yahoo.com)
Jawaban:
Rekan Saur di Medan. Terima kasih atas email yang Anda kirimkan via website kami. Komentar Anda seringkali juga menjadi komentar beberapa orang yang saya kenal, termasuk peserta seminar maupun training saya. Memang motivasi bisa menciptakan semacam efek morfin pada diri kita. Artinya, sesaat kita mendapatkannya, kita menjadi nyaman dan enak, tetapi setelah itu kita akan membutuhkannya lagi. Bedanya, morfin berpengaruh buruk, sedangkan motivasi memberikan semangat positif dalam hidup kita.
Karena itulah, saya seringkali menganjurkan agar setelah kita membaca, mendengar maupun melihat bahan-bahan motivasional yang bermanfaat dalam hidup kita, terapkan suatu prinsip yang saya modifikasi dari ilmu Neuro Semantics. Prinsip itu saya sebut U-B-W-F. Saya akan terangkan lebih detail lagi bagaimana prinsip UBWF itu bisa kita gunakan.
Pertama, mulai dari U atau Understand dulu. Tentunya, Anda harus mengerti atau memahami suatu konsep terlebih dahulu. Misalkan, jika membaca atau pun mengikuti suatu pemikiran, ada baiknya memahami atau mengerti suatu konsepnya terlebih dahulu. Misalkan, Anda membaca buku “The Secret” tulisan Rhonda Byrne yang sangat terkenal. Maka, supaya Anda bisa mendapatkan manfaat yang baik, pahami dulu baik-baik. Seringkali, saya menemukan orang yang mengkritik dan memprotes tanpa memahami secara mendalam lebih dahulu sebuah konsep. Atau misalkan memahami konsep empat kuadran yang dikatakan oleh Robert Kiyosaki mengenai karyawan, professional, pebisnis serta investor. Misalkan juga katakanlah Anda mendengarkan suatu kalimat mutiara yang bagus dari seorang terkenal, seperti kata-katanya Thomas Alva Edison bahwa, “Genius itu 99% kerja keras, serta 1% inspirasi”. Nah, apakah yang Anda bisa pahami dan mengerti dari ungkapan tersebut. Ingatlah, selalu kalau ingin mendapatkan manfaat dari suatu prinsip motivasi, kita harus betul-betul PAHAM dulu pada apa yang dimaksudkan. Ingatlah, pengetahuan kita adalah dasar dari kebijaksanaan. Pertanyaan yang paling baik untuk kita ajukan adalah bagaimana pengetahuan yang saya baca, dengar, dan lihat ini dikaitkan dengan pengalaman saya sendiri?
Kedua, yakni B atau Believe. Suatu pengetahuan motivasional haruslah diinternalisasi lebih mendalam menjadi suatu Believe ataupun keyakinan dalam diri kita untuk memberikan dampak. Misalkan, katakanlah Anda membaca suatu tulisan kesehatan berbau motivasional yang mengatakan, “Kesehatan bukan segala-galanya. Tetapi tanpa kesehatan, segala-galanya tidak ada artinya”. Maka, setelah Anda memahami kalimat ini, bagaimanakah kalimat ini akhirnya sungguh menjadi bagian dari keyakinan Anda. Jika kalimat ini Anda yakini maka pertanyaan berikutnya adalah bagaimana saya sungguh-sungguh bisa lebih percaya akan apa yang saya baca ataupun lihat ini? Atau bagaimana saya mulai menanamkan pengetahuan ini sehingga menjadi bagian dari kehidupan yang mulai saya jalani? Misalkan, kalau kita mulia percaya bahwa ‘segala-galanya tidak ada artinya tanpa kesehatan’ maka keyakinan kita yang mulai harus kita bangun adalah keyakinan-keyakinan lain yang mendukung statement tersebut misalnya “Saya yakin saya harus menjadikan kesehatan saya sebagai prioritas yang penting”, “Saya yakin saya mulai harus mengatus pola makan, pola hidup serta pola olah raga saya, karena kesehatan tubuh saya penting”. Demikianlan, keyakinan di sini berarti Anda mulai mengamini serta mulai berkomitmen menghidupi apa yang sudah Anda pahami tersebut.
Ketiga, langkah berikutnya adalah W, atau WILL. Ini merujuk pada apa yang mulai Anda akan lakukan dari apa yang sudah Anda ketahui serta yakini tersebut. Inilah aspek tindakan dari apa yang telah Anda baca, dengar, dan pahami. Misalnya, Anda membaca buku Norman Vincent Peale yang mengatakan pentingnya berpikir positif. Lalu Anda memahami dan setuju dengan yang ia katakan. Langkah berikutnya, mulailah menentukan apa yang akan Anda lakukan dengan pengetahuan itu. Misalkan saja, Anda membuat komitmen dalam hati Anda bahwa, “Saya akan berpikir dari sisi positif saat saya mengalami kegagalan”, “Saya akan menghilangkan prasangka dan mencoba berpikir dari sisi positif saat ada orang menolak atau tidak setuju dengan apa yang saya utarakan” ataupun, “Saya akan memikirkan hal yang positif sejak saya beranjak dari tempat tidur saya agar hari-hari saya menjadi lebih ringan”. Inilah tahapan di mana Anda mulai membuat komitmen tindakan Anda. Jadi di sini Anda bertanya bagaimana caranya agar hal-hal motivasional yang sudah saya baca dengar dan lihat bisa dilakukan dalam kehidupan saya?
Keempat, langkah terakhir adalah F, yakni FEEL. Langkah ini adalah menjadikan agar kita betul-betul bersemangat untuk lebih menerapkan hal-hal motivasional yang kita peroleh. Dalam hal ini, kita mencoba melibatkan unsur emosi agar kita lebih termotivasi dan terus terdorong menerapkan apa yang sudah kita pahami dan yakini tersebut. Misalnya, membayangkan bagaimana perasaan kita seandainya kita bisa berpikir lebih positif setiap hari, bagaimanakah hari-hari kita? Membayangkan bagaimanakah perasaan kita seandainya bisa antusias mencapai goal kita? Ingatlah selalu, unsur emosi ini penting karena pada saat emosi dan otak berkonflik, yang menang seringkali emosi kita. Otak kita mungkin mengatakan kita harus bangun pagi . Tetapi kalau emosi enggan, malas, dan kesel muncul, kemungkinan besar kita tidak akan bangun pagi. Karena itu, libatkanlah perasaan emosi positif saat membayangkan bagaimana suatu hal motivasional akan kita terapkan dalam hidup kita serta bagaimana hal tersebut akan mengubah hidup kita.
Rekan Saur, dengan menerapkan prinsip UBWF ini, niscaya setiap kali kita membaca, melihat ataupun mendengarkan sesuatu yang motivasional, tidak hanya akan menjadi angin lalu, tapi menjadi suatu prinsip dan keyakinan yang akan mengubah hidup kita secara luar biasa. Termasuk kalau Anda sudah memahami artikel ini, segera terapkan rumus UBWF ini dari artikel ini serta pikirkan bagaimana UBWF ini akan Anda terapkan dalam hidup Anda. Rasakan pula bagaimana UBWF ini akan membuat hidup Anda berubah. Selamat mencoba!
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
Website | : | www.hrexcellency.com |