- info@hrexcelleny.com
- Jl. Tanah Abang V, no. 32, Jakarta Pusat 10160
Pernahkah Anda melihat seekor hamster yang terus berlari di sebuah alat yang berupa roda lingkaran? Ia begitu sibuknya berlari. Rupanya itu adalah instink hamster yang suka bosan dan selalu suka berlari kemana-mana. Dan kembali ke hamster kita yang berlari di mainan lingkaran roda. Makin semangat ia berlari, rodanya berputar semakin kencang. Namun jika diperhatikan, setelah sekian lama berlari, dimanakah si hamster ini? Ia tidak dimana-mana. Tetap berada di lokasi yang sama di dalam roda lingkaran itu.
Apakah Anda merasa bahwa apa yang dilakukan oleh hamster ini mirip dengan yang sebagian besar kita lakukan di tempat kerja. Sibuk. Melakukan berbagai hal. Namun, tidak produktif sama sekali.
Dalam bukunya yang menarik, Trap Tales, David Covey serta Stephen Mardyks menginspirasi kita soal perangkap kehidupan. Mereka menyebut diri mereka sebagai Trapologist, yakni ahli yang berusaha mengidentifikasi, serta membantu prang supaya tidak terperangkap dalam berbagai perangkap ini. Dan terkait dengan dunia kerja, mereka lantas mengidentifikasi 7 perangkap di tempat kerja yang perlu diwaspadai. Nah apakah ketujuh perangkap kerja yang perlu diwaspadai itu?
Oya, sebelum kita lihat ketujuh perangkap ini, dibagi menjadi 3 kelompok. Tiga yang pertama terkait dengan masalah personal. Tiga berikutnya terkait masalah tim. Dan satu sisanya terkait organisasi.
Yuk kita dalami apa saja ketujuh perangkap kerja tersebut!
1. Perangkap Kesibukan: sibuk tapi tidak produktif. Dalam perangkap pertama ini, Anda sibuk melalukan sesuatu tapi tidak ada hasilnya. Bisa jadi Anda kebanyakan melakukan sesuatu. Bisa juga karna tidak fokus. Atau bisa juga karena tidak jelas apa yang mau dicapai. Yang jelas, antara energi dan waktu yang Anda habiskan dengan apa yang Anda capai, tidak seimbang.
2. Perangkap Nunda-nunda : kebiasaan berpikir masih bisa nanti atau diundur besok urusan kerjaan Anda. Ada istilah manusia “tarsok” alias entar esok untuk menggambarkan orang yang suka menunda-nunda pekerjaan. Mereka tahu apa yang harus dikerjakan, apa yang harus jadi prioritas tapi selalu saja menunda-nunda. Kadang, banyak kerjaan yang akhirnya tak selesai atau kalaupun dikerjakan, dikerjakannya dengan kondisi terburu-buru, dengan kualitas rendah.
3. Perangkap Ego/Image: maunya sempurna, kelihatan hebat, takut dengan kegagalan, keliruan serta enggan mencoba sesuatu yang tampaknya akan membuat dirinya kelihatan tidak mampu. Perangkap orang ini adalah tak mau melakukan hal yang bisa membuat dirinya kelihatan tak mampu. Akhirnya, diapun terjebak dalam zona nyamannya. Ia tak mau mencoba hal-hal baru yang bisa mengungkap ketidakmampuannya. Orang ini akhirnya tidak berani ambil risiko, kurang kreatif dan mencoba hanya yang ia rasa aman saja.
4. Perangkap Emosi/Stress: dikit-dikit stress, tersinggung, gampang marah dengan orang disekitarnya. Di tempat kerja, ia adalah manusia dengan “sumbu pendek”. Sedikit saja hal menyinggung dirinya, ia akan mudah marah dan jengkel. Akibatnya, ia pun menjadi orang yang tidak gampang diajak kerjasama. Karna gampang stress dan emosian, ia pun menularkan energi ini ke sekelilingnya.
5. Perangkap Single Fighter: maunya lakuin sendiri, nggak percaya orang lain. Ini adalah perangkap yang seringkali disebut “Superman atau Superwoman complex” dimana seseorang merasa bisa menyelesaikan semuanya sendiri tanpa bantuan orang lain. Disini, ia cenderung memilih melakukan apapun sendirian. Ia pun tidak mau bekerjasama dengan orang lain, bahkan ia meragukan kemampuan orang lain. Akibatnya, ia lebih suka menjadi pemain tunggal yang menyelesaikan semuanya sendirian.
6. Perangkap Engagement: cuma terlibat fisiknya doang, hatinya nggak ada disitu. Ini adalah perangkap dimana seseorang berada di dalam sebuh tugas, proyek ataupun kegiatan, namun pikiran dan hatinya tidal berada disana. Hal ini terlihat dari kehadiran orang ini secara fisik, namun ia tidak mencurahkan dirinya secara total untuk melakukan pekerjaannya. Dalam kepanitiaan, ia hanya setor muka, tapi tidak memberikan kontribusi yang berharga. Sebab utamanya, hatinya tidak ada disana.
7. Perangkap Rabun Jauh: nggak bisa lihat dampak besar dari kerjaannya, hanya lihat jarak dekat. Ini adalah perangkap dimana seseorang tidak melihat bagaimana pekerjaannya akan berdampak buat orang lain, apalagi buat organisasinya. Baginya kerjaannya hanyalah sebuah upaya menyelesaikan daftar tugas. Akibatnya, kadang ia melakukan pekerjaan asal-asalan ataupun dengan kualitas rendah, serta tidak peduli bagaimana kerjanya akan berdampak buat orang lain.
Nah, begitulah ketujuh perangkap kerja yang seringkali ditemui ditempat kerja. Pertanyaannya. Apakah Anda termasuk yang terjebak dalam perangkap ini? Berita baiknya adalah kita bisa keluar dari perangkap tersebut.
Dalam buku dan seminarnya, David Covey menganjurkan kita untuk pertama-tama membaca dan memahami soal perangkap ini. Lantas bertanya dengan jujur seberapa dalamkah kita terjebak dalam perangkap kerja itu. Lalu, berikutnya melihat cara-cara konvensional yang umumnya kita lakukan, yang tidak berhasil. Selanjutnya, kita disarankan untuk menciptakan “ephiphany approach” yakni pendekatan baru yang lebih inovatif dan kreatif untuk mengatasi perangkap kerja itu. Semoga tulisan ini membuat kita menjadi tak sekedar hanya “zombie” di tempat kerja!
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
Website | : | www.hrexcellency.com |