- info@hrexcelleny.com
- Jl. Tanah Abang V, no. 32, Jakarta Pusat 10160
Diketahui bahwa faktor IQ (kecerdasan intelektual) bukanlah satu-satunya penentu kesuksesan seorang siswa dalam belajar. Banyak siswa pandai, yang justru ketika menghadapi masalah dan problem, rapornya justru jadi terancam. Malahan, yang IQnya biasa-biasa saja, malah lebih sukses dalam studinya.
Bahkan, tahu nggak? Siswa yang punya EQ atau Kecerdasan Emosional tinggi, bisa berpeluang berprestasi lebih baik.
Apa itu EQ siswa? EQ, atau kecerdasan emosional yang kini jadi populer ini memfokuskan pada pengelolan diri dan orang-orang disekelilingnya. Tentu saja, buat yang jadi siswa, ini penting banget. So, mau tahu bagaimanakah mindset EQ seorang pelajar yang membuatnya lebih sukses dalam studinya? Inilah dia!
1. “Yang penting bukan gurunya menyenangkan atau tidak. Jauh lebih penting aku lulus pelajaran ini“. Tahu nggak banyak siswa yang gara-gara benci gurunya, akhirnya jadi benci pelajarannya. Ingat deh, sebenci apapun dan se-nggak menyenangkan apapun, kamu tetap perlu lewati pelajaran itu. Jadi, jangan sampai terbawa perasaanmu.
2. “Lebih baik waswas sekarang, daripada nyesal belakangan“. Pernah merasa waswas, karena mengantisipasi jangan sampai sesuatu terjadi. Kadang perasaan waswas ini bisa membuatmu belajar mempersiapkan. Lebih baik takut tidak lulus tapi kenyataannya lulus, daripada begitu pedenya kamu lulus, tapi ternyata tidak lulus. Karna itu biar nggak jadi menyesal belakangan, mendingan siapkan dri sekarang.
3. “Aku bisa memilih bersusah-susah belajar sekarang lantas santai kemudian. Atau bersantai-santai sekarang, lantas bersusah-susah akhirnya“. Banyak siswa yang memilih yang belakangan. Dia bermalas-malasan hingga akhirnya harus membayar dengan belajar setahun lagi, karna tak naik kelas. Karena itu daripada harus bersusah payah belakangan, mendingan belajar sekarang. Susahnya sekarang, bahagianya akan kamu nikmati nanti.
4. “Semakin sulit pelajarannya, semakin aku berusaha supaya jangan sampai aku harus mengulangnya lagi gara-gara aku malas dan menunda belajar“. Banyak siswa yang menurut saya tidak cerdas. Ketika pelajarannya sulit justru mereka malas dan tinggalkan. Akibatnya apa yang terjadi? Malah ada yang remed dan harus belajar setengah mati untuk kedua kalinya. Coba aja mereka selesaikan dengan sungguh-sungguh sejak awal, maka mereka terbebas untuk belajar buat kedua kalinya.
5. “Ketika aku punya masalah pelajaran, justru aku bertanya. Bukan membiarkannya“. Pernah nggak ngalamin? Ketika hadapi pelajaran yang sulit, justru didiamkan dan dibiarkan? Padahal dengan begitu, masalahnya tak pernah selesai. Siswa yang sukses justru saat punya masalah, dia tak berhenti. Dia justru berusaha termasuk diantaranya adalah bertanya.
6. “Benci dengan pelajaran justru akan membuat beban belajar jadi makin besar“. Ingatlah, perasaanmu justru bisa menambahkan beban buatmu. Jadi, ketika kamu merasakan benci, sebel ataupun jengkel pada suatu keadaan atau situasi. Maka, perasaan itu bisa membuat bebanmu jadi berkali lipat. Justru disini kita perlu belajar dari mereka yang cacat. Kondisi mereka sulit tapi banyak yang bisa tetap bahagia. Rasa bahagia ini justru mengurangi beban yang mereka alami. Begitupun sikapmu terhadap pelajaran. Makin dibenci,makin besar energimu untuk belajar.
7. “Orang yang rajin akhirnya bisa mengalahkan orang pintar kalau orang pintar itu malas melakukan apapun“. Ingat cerita kelinci dan kura-kura yang lomba lari. Kura-kura memang lambat. Tapi karena dia rajin, sementara si kelinci malas, akhirnya kura-kura menang. Jadi kerajinan bisa mengalahkan kepandaian. Kadangkala yang juara dan ranking, justru bukan diisi oleh siswa yang paling pintar tapi yang paling rajin.
8. “Ini susah tapi mungkin. Bukan “ini mungkin tapi susah“. Pelajaran sesusah apapun, tergantung pada pikiran kita. Kalau kita berpikir itu susah,maka hasilnya akan susah. Tapi kalau kita pikir itu mudah, maka kita pun akan melewatinya lebih enteng. Itulah kekuatan kata-kata. Terhadap pelajaran yang sulit, jangan katakan “sulit” tapi katakanlah “menantang“. Ketika kamu bilang “sulit”, kamu mungkin menyerah. Tapi ketika kamu bilang “menantang”,kamu mungkin akan berusaha.
9. “Daripada sibuk habiskan energi untuk berprasangka buruk soal yang belum terjadi, lebih baik lakukan yang ada di depan mata“. Banyak siswa yang kadang berpikir gini, “Bagaimana kalau udah sibuk belajar trus nggak jadi ulangannya?“, “Bagaimana kalau yang aku udah pelajari, malah nggak keluar di ulangan besok?“, “Bagaimana kalau kunci jawabannya ternyata salah?“. Nah, banyak siswa yang mulai jadi rajin menciptakan skenario buruk. Energinya dihabiskan buat hal-hal negatif itu. Padahal, daripada habiskan energi memikirkan hal-hal buruk itu, lebih baik ambil bukunya dan mulailah belajar.
10. “Kerjakan dan tuliskan sebisamu. Siapa tahu, usahamu dihargai“. Ada dua anak mengerjakan soal matematika yang susah. Sama-sama kedua anak ini tidak bisa mengerjakan.Tapi, seorang mendapatkan nilai 10 dari 20 poin. Sementara yg satunya, nilainya 0. Kenapa? Karna yang satunya ternyata berusaha menuliskan pemahamannya. Gurunya, ternyata menghargai usahanya, dan dapat poin. Begitulah! Anak-anak yang cerdas emosi akan berusaha sekuat tenaga. Paling nggak, dia berpikir positif, siapa tahu usahaku dihargai. Dan ternyata, usahanya memang dapat apresiasi dari gurunya. Intinya, jangan remehkan usaha. Siapa tahu, justru usaha itu membawakan keberuntungan buatmu?
Begitulah contoh 10 mindset siswa yang memiliki kecerdasan emosi (EQ) yang baik dalam belajar. Justru karena kecerdasan emosi inilah, jadi menutupi kekurangan mereka. Dan yang menarik, dengan cara berpikir ini, banyak yang akhirnya sukses dalam studinya. Bahlan, banyak yang oleh gurunya udah dibilang, “Anak ini tak mungkin berhasil di sekolah”. Nyatanya? Mereka yang lulus dengan nilai cemerlang!
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
Website | : | www.hrexcellency.com |